Lihat ke Halaman Asli

Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini untuk Mengurangi Angka Stunting di Desa Brohol

Diperbarui: 10 Agustus 2024   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama /Dok. pri

Peserta/dok. pri

Batubara, Jum'at, 09 Agustus 2024, Desa Brohol, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 12 Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara mengadakan program sosialisasi pencegahan pernikahan dini untuk mengurangi angka stunting di desa Brohol. 

Kegiatan tersebut dihadiri oleh bapak ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), bapak ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), ibu bidan pusat kesehatan desa (puskesdes) Brohol. Adapun Nurzakyah almawaddah dan Ahmad Farhan Zarkawi sebagai pemateri dari KKN 12.

Pada kegiatan ini bapak ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang akan meresmikan kegiatan tersebut dalam kata sambutannya. "Dengan adanya program ini menurut saya sangat bagus untuk mengurangi angka stunting akibat pernikahan dini. Para adik-adik remaja nanti boleh di dengarkan penjelasan dari abang dan kakak Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengenai pencegahan pernikahan dini untuk mengurangi angka stunting di desa Brohol kita ini. Pernikahan yang di tentukan dan matang dapat melahirkan generasi yang baik, karna bangsa kita membutuhkan generasi² yang bagus dari adik² para remaja yang terarah. Dengan ini pelaksanaan program hari ini resmi saya buka" bapak BPD 

Penjelasan materi dari Farhan /dok. pri

Penjelasan materi dari nurzakyah/dok. pri

"Sebelum mengalami pubertas pada wanita itu biasanya pertumbuhan pada wanita sangat cepat, namun ketika kami datang masa haid itu pertumbuhan menjadi lama. Apakah hal tersebut termasuk stunting juga? Dan bagaimana cara pencegahan serta penjelasan nya kak?" tanya salah satu remaja yang hadir. 

"Hal tersebut bisa diakibatkan karna hormon yang tidak normal, perempuan memiliki 2 hari fase normal, selebihnya hormon itu tidak normal, apalagi sekarang kita sering makan makanan junkfood, atau makanan yang enak tapi tidak sehat. Dan kalau itu dibilang stunting, menurut saya itu tidak, karna stunting dapat diketahui dari batita umur 1-3 tahun. Namun karna udh memasuki usia remaja itu bukan stunting lagi namanya tapi dikarenakan faktor hormon yang tidak stabil tadi" jawab Nurzakyah sebagai pemateri. 

"Salah satu mencegah stunting itu dengan tidak nikah muda dan memperbaiki gizinya. Apabila bayi itu sudah baru diketahui kalau si bayi terkena stunting, itu bagaimana cara mencegahnya bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah? Apa upaya dari pemerintah untuk hal itu?" tanya salah satu audience 

"Biasa di desa-desa itu ada namanya posyandu dari pemerintah, jadi pemerintah kita baek juga ya bang mereka memperhatikan hal itu, nah pada kegiatan posyandu itu nantinya anak-anak yang baru lahir atau balita akan diberikan makanan bergizi, serta di kasih suntikan vitamin. Kegiatan posyandu itu salah satu bentuk upaya pemerintah memberikan bantuan kesehatan dan pencegahan stunting pada anak-anak dari kalangan menengah ke bawah, jadi jangan takut bang. Dan kalau anak itu sudah lahir terus kita tahu kalau dia stunting itu namanya bukan cara mencegahnya bang, tapi mengatasi bang, agar anak tersebut tidak stunting lagi. " penjelasan Nurzakyah lagi 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline