Lihat ke Halaman Asli

Jeehan MN

Mahasiswa

Toxic Friendship

Diperbarui: 8 Juli 2022   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dalam kehidupan manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial. Manusia cenderung hidup berkelompok dalam menjalani kegiatan sehari-harinya dan cenderung mengelompokkan diri pada golongan yang menurutnya satu frekuensi dengannya. Dalam hidup berkelompok tak jarang terdapat gesekan-gesekan dan desas-desus kecil yang melonggarkan ikatan.

Hal ini bisa terjadi karena kurangnya manusia dalam menyadari bahwa setiap kepala memiliki kepribadian, sifat dan perilaku yang berbeda. Itulah yang membuat manusia tampak istimewa. Perbedaan bukanlah sebuah aib yang perlu dijadikan bahan olokan, karna perbedaan adalah cara Tuhan memberkati manusia dan memberi warna kehidupan pada kertas buram.

Seringkali terdengar dalam sebuah pertemanan atau sebuah kelompok ada beberapa orang yang bersifat merugikan bagi pribadi lain. Sebuah pertemanan  meski terlihat cukup positif tidak sepenuhnya memberi pengaruh positif bagi kita. Pada beberapa situasi, terdapat pertemanan yang malah menghasilkan pengaruh negatif pada psikologis seseorang. Istilah populer dari situasi tersebut adalah toxic friendship. 

Menurut dosen psikologi pendidikan dan perkembangan UNAIR, setidaknya terdapat delapan dampak negatif yang diakibatkan oleh pertemanan yang tidak sehat. Yaitu, rasa stres, sedih, cemas, meragukan diri sendiri, merasa disalahgunakan, merasa tidak menjadi diri sendiri, hilangnya kepercayaan, serta membuat individu selalu merasa melakukan giving.

Dalam psikologi ada 7 tipe toxic people yang bisa saja kita temui dalam hubungan toxic friendship. Pertama the user, datang waktu butuh saja. 

Seseorang yang tidak benar-benar dekat dan percaya dengan kita akan menjadi orang-orang yang hanya mendatangi kita jika butuh saja, istilah kasarnya kita hanya dimanfaatkan dalam waktu tertentu. Meski secara tidak langsung kita membantu orang lain, namun hal itu tidak dapatdibenarkan jika terus menerus terjadi. Kita tidak perlu mengorbankan kebahagiakan kita hanya untuk membahagiakan orang lain. Maksudnya, kita berhak menolak karna menolak bukan hal yang salah.

Kedua the leech, cenderung menggantungkan diri dengan kita. Ada beberapa orang yang suka menggantungkan diri pada orang lain. Dimana biasanya orang seperti ini mencari keamanan untuk dirinya sendiri. Dia akan selalu menempel bak benalu agar tidak terkena serangan saat  mulai berperang. 

Ketiga the drama queen, dari nama tipe nya saja sudah bisa ditebak maknanya. Biasanya ini terjadi pada pertemanan wanita. Wanita cenderung pintar menyembunyikan. Pintar bersikap baik didepan orang yang tidak disukainya. Bahasa kasarnya adalah bermuka dua. Tidak dapat kita pungkiri bahwa setiap orang dapat memiliki sikap demikian dan tak terbatas gender. Namun, biasanya wanitalah yang lebih suka bermain dengan perasaan sehingga dapat dengan mudah mendapat julukan the drama queen.

Keempat negative nellie, individu yang suka mengeluh dan berfikir negative bahkan dengan hal-hal yang positive. Pribadi seperti ini akan sangat mempengaruhi orang-orang disekitarnya. Mereka akan menghindari hal-hal yang membuat mereka merasa dirugikan dan kemudian mengajak yang lain. Selain itu, mereka menjadi pribadi yang kurang bersemangat, suka menyerah, dan negative thinking. 

Kelima critical cathy, suka ngritik dengan kritikan yang tidak membangun. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang suka menilai orang lain hanya sebelah mata, orang-orang yang tidak suka atau bahkan iri dengan kehidupan orang lain. Dimana hal ini akan sangat merugikan orang-orang disamping mereka. Karna mereka akan terbawa dalam arus permainan yang menjerumuskan pada hal-hal negatif.

Perlu diketahui dan disadari bahwa setiap orang memiliki cara membahagiakan diri dan memiliki tingkat ketahanan mental yang berbeda. Sehingga ketika kita mengritik kehidupan orang lain seenak saja tanpa memikirkan perasaannya, itu akan memperburuk suasana hati dan menjadi sebuah kritikan yang menjatuhkan. Akan lebih baikya jika memang yang kita lihat adlaah sebuah kesalahan maka kita perlu memperingatkna dan sekaligus memberi solusi akan kita tetap menjad pribadi yang solutip dan memiliki pemikiran yang berkualitas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline