Lihat ke Halaman Asli

Jeehan MN

Mahasiswa

Dua Tahun Perjalanan Bersama Kitab Al Hikam

Diperbarui: 2 Juli 2022   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mendapat kesempatan untuk mempelajari mata pelajaran kitab Al-Hikam merupakan sebuah keistimewaan dan kesempatan yang besar. Selama dua tahun ini, puluhan mahfudzat yang diberikan selalu berhasil memberi pencerahan, motivasi, dan ilmu yang baru bagi para santri. Adapun mahfudzat yang diberikan berisikan tema yang berbeda-beda. Seperti mahfudzat tentang pertemanan, keilmuan, sebuah hadis, perbuatan baik, bahkan cinta. Segalanya dijelaskan dengan sangat rinci oleh guru kita, Bunda Salamah Noorhidayati. Pengasuh Pesantren Subulussalam Tulungagung.

Pada tahun pertama, tepatnya ketika masih duduk di bangku marhalah ula, kami di ajarkan sekitar 40 sampai 50 mahfudzat. Dalam setiap kelasnya, Bunda Salamah selalu menganjurkan santrinya untuk terbiasa menghafal dan berani menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan. Hal ini dilakukan untuk mengasah otak agar terbiasa menghafal dan mendapat persepsi yang sama seperti penjelasan yang telah diajarkan bunda. Pada tahun kedua, tepatnya di marhalah tsaniyah terdapat 30 sampai 40 mahfudzat yang di jelaskan. Tak jauh berbeda, Bunda Salamah juga selalu menganjurkan santrinya untuk menghafal dan mampu menjabarkan materi. Salah satu metode yang bagus untuk pendidikan. 

Selain itu, Bunda Salamah juga selalu mengingatkan para santri untuk selalu rajin menulis semua mata pelajaran baik itu arti, syarah, ataupun penjelasan yang di paparkan guru. Karena seperti mahfudzat yang telah diajarkan bunda yakni # yang artinya ilmu itu bagaikan buruan dan tulisan sebagai ikat, ikatlah buruan mu dengan tali kuat. Maknanya sebuah ilmu yang diibaratkan menjadi buruan itu akan terasa lebih mudah di fahami atau di tangkap dalam memori jika kita (sebagai pelajar) rajin menulisnya.

Dengan menulis, secara tidak langsung otak kita akan merekam penjelasan yang telah dipaparkan dan akan lebih mudah mengingat jika suatu saat terlupakan. Orang-orang besar sering berkata "Tidak ada yang abadi kecuali tulisan". Umur kita mungkin tidak akan kekal, namun tulisan kita entah itu tulisan tentang ulasan pelajaran, seni sastra, ataupun karya ilmiah akan selalu terkenang. Semakin kita rajin menulis, kita akan menemukan kunci dunia baru yang bernama pengetahuan. Namun sayangnya, Indonesia masih berada dalam keadaan krisis literasi dimana para anak bangsanya belum menyadari pentingnya pena dan kertas untuk kemajuan bersama.

Dalam kajian kitab Al-Hikam ini juga banyak membahas tentang motivasi-motivasi yang dapat menggerakkan jiwa dan hati para santri. Dimana motivasi merupakan salah satu dorongan terpenting bagi hidup untuk melakukan sebuah perubahan dan perkembangan. Sehingga kajian ini sangatlah penting. Seperti contoh mahfudzot  yang artinya barang siapa bersungguh-sungguh, dapatlah dia. Ini adalah mahfudzat pertama yang di berikan Bunda Salamah saat awal pertemuan. Pendek kalimatnya, namun besar maknanya.

Mahfudzat ini menjelaskan bahwa  sebuah hasil tidak akan mengecewakan proses. Proses yang panjang, sulit, bahkan mengorbankan tenaga, fikiran, keringat, juga air mata akan terbalas dengan hasil yang pantas. Dalam penjelasan ini, santri diajarkan untuk tidak mudah menyerah dan pasrah. Ada kalanya sebuah perjuangan akan terasa sangat sulit dan menyakitkan, namun Tuhan tidak pernah memberikan cobaan yang tidak dapat hamba Nya lalui, sehingga jadilah lebih kuat dan lebih sabar  untuk mencapai apa yang di harapkan.

Mempelajari banyak mahfudzat bersama Bunda Salamah berdampak besar bagi para santri. Banyak hal yang mungkin sepele, ternyata memiliki makna dan manfaat yang besar. Banyak sekali cerita-cerita hebat yang  mampu menjadi pelajaran sekaligus pengarahan kepada para santri guna membenahi langkah kedepannya. Seperti mahfudzat    yang artinya pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Arti mahfudzat ini adalah penjelasan sekaligus permintaan kepada para pemuda untuk memperbaiki kualitas diri dan kualitas keilmuan demi kemajuan dan perkembangan bangsa, negara, dan agama di masa yang akan datang. 

Untuk meningkatkan literasi dan keterampilan menulis santri, bunda Salamah kerap memberikan ujian UTS atau UAS dengan membuat sebuah tulisan yang bersifat refelektif. Santri di wajibkan membuat tulisan entah itu essay, puisi, atau artikel dimana tema yang diangkat masih seputar pelajaran yang telah dilalui. Hal ini adalah salah satu cara untuk menanggapi krisis literasi yang masih bersarang di Indonesia. Selain memberi tugas tulisan, bunda Salamah juga pernah memberikan tugas untuk membuat video penjelasan mahfudzat yang nantinya di upload di Instagram. Tugas ini membuat para santri belajar teknologi masa kini yang semakin pesat.

Maksudnya, santri secara otomatis mau dan berusaha belajar mengedit video sekreatif mungkin, mencari referensi sebanyak mungkin, dan semakin mendalami penjelasan dari masing-masing mahfudzat yang dipakai. Selain itu, video ini juga sangat bermanfaat bagi orang lain, terlebih video ini di upload di ksnsl besar. Dimana semua oang bisa menonton sekaligus mempelajarinya. Situasi ini mengajarkan santri untuk terus menyalurkan ilmu pengetahuan yang telah di dapatkan. Sehingga akan terasa lebih barakah dan bermanfaat.

Banyak sekali manfaat dan tujuan yang santri dapat dari pembelajan Kitab Al-Hikam ini. Santri dapat belajar, berbagi, termotivasi, mendapat cerita atau kisah baru, mendapat pencerahan, dan dapat meningkatkan kualitas diri. Dimana hal ini juga akan berimbas baik terhadap nama pesantren. Santri yang baik, akan mencerminkan pesantren yang baik pula.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline