Lihat ke Halaman Asli

Dalam Kereta yang Sedang Melaju Itu...

Diperbarui: 10 Juni 2016   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bapak memangkuku ketika kereta mulai bergerak maju. Kulihat wajah bapak yang sudah mulai menua, perasaan cemas terpancar jelas. Bapak tak henti-hentinya melihatku sambil memperbaiki letak kepalaku dan menutupinya dengan jaket kesayangannya. Sesekali kulihat bapak menitikkan air mata. Sesekali bapak menebar senyum pada orang-orang yang menyapanya sambil memangkuku dengan hati-hati.

“Anak Bapak?”

Sontak bapak menengok ke samping kiri memburu suara yang baru saja berbunyi. Aku melihat seorang wanita setengah baya sedang memberi bapak senyuman. Wanita itu juga sedang memangku anaknya.

“Oh, iya ini anak saya,” jawab bapak sambil mengelap dahinya yang tiba-tiba saja sudah berkeringat.

“Siapa namanya Pak?” tanya wanita setengah baya itu lagi sambil menatap wajahku.

“Ruminah. Dia... dia sedang tidur. Kalau dia tidur susah dibangunkan,” kata bapak.

“Pulas sekali tidurnya ya Pak. Tapi apa dia sehat-sehat saja? Kelihatannya wajahnya pucat.”

“Oh... e... iya... dia lagi sakit. Sakit perut. Jadi saya kasih saja dia obat anti mabuk biar tidur.”

“Sama, anak saya juga begitu. Suka muntah-muntah kalau diajak jalan jauh. Tiap mau pergi saya kasih obat anti mabuk. Susah kalau tiba-tiba dia muntah. Bisa repot,” jelas wanita setengah baya itu sambil menyeringai.

“Anak Ibu siapa namanya?” tanya bapak sambil melihat anak yang sedang dipangku wanita itu.

“Inge, umurnya 3 tahun. Anak Bapak umurnya 3 tahun juga?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline