Penyanyi dan lagu-lagu Indonesia sebenarnya memiliki daya magnet yang kuat, hanya mungkin kurang dalam hal pengenalan ke masyarakat internasional. Hal tersebut saya alami saat saya bersama CERes Band, Chiba University, Jepang mendendangkan lagu Bukan Rayuan Gombal di Acara Chiba Daigaku Festival 2017, di Nishi Chiba, Chiba, Jepang pada tanggal 2 November 2017 kemarin, dan mendapat sambutan yang cukup antusias. Banyak orang-orang Jepang setelah konser ini berusaha mencari tahu versi asli lagu ini. Dan akhirnya kami beritahu link-nya dari berbagai aplikasi di internet.
Sembari kuliah S3 di Jepang, sebagai aktivis musik, saya juga membentuk Band di Jepang. Band ini bernama CERes Band. CEReS sebenarnya singkatan dari Center for Environmental Remote Sensing, sebagai salah satu Pusat Pengembangan Teknologi Penginderaan Jauh yang cukup terkemuka di Jepang. Di Pusat ini di dalamnya juga ada Laboratorium Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory (JMRSL), yang dipimpin oleh Professor yang sangat terkenal di Jepang tetapi merupakan warga negara Indonesia asli, yaitu Professor Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, PhD.
Beliau ahli dan pemegang patent dunia dalam pembuatan Radar UAV dan Mikro Satelit Radar CP-SAR, mungkin Kompasiana sudah sangat mengenal beliau. Di laboratorium inilah saya belajar setiap hari. Karena kebetulan Professor saya juga menggemari seni musik, maka sangat mendukung juga aktivitas pendirian CERes Band ini sebagai sarana kegiatan refreshing mahasiswa di tengah padatnya kegiatan riset.
CERes Band ini sangat unik karena personilnya lintas negara, dan kami juga bawakan lagu dari berbagai negara. Bisa dibilang ini Band Internasional. Para personilnya semua mahasiswa graduate school yang pada akhirnya nanti akan menjadi doktor-doktor ahli di bidang remote sensing di negaranya masing-masing. Sebagai vokalis ada Heein Yang dari Korea Selatan. Heein Yang ini aslinya mahasiswa program doktor yang menekuni pengembangan sistem satelit radar.
Di samping itu ada Mirzat Polat dari China. Mirzat Polat ini sedang belajar master sekaligus doktoral di Jepang. Mirzat Polat berasal dari Uigur, China. Sebuah kawasan di China dengan penduduk mayoritas muslim. Saya agak surprise waktu ketemu Mirzat Polat, karena dia lebih mirip bule dengan postur tinggi besar.
Berbeda dengan wajah kebanyakan teman-teman saya dari China lainnya. Rupanya Uigur ini etniknya mirip dan dekat dengan Tajikistan, sebuah negara di Eropa Timur yang memang penduduknya muslim. Mirzat Polat ini bermain keyboard dan kadang juga drum di beberapa lagu.
Sebagai pemain bass ada Yuta Izumi. Yuta Izumi ini asli Jepang, mahasiswa program master yang sebentar lagi akan lanjut di program doktoral dengan bidang kajian kalibrasi satelit radar dan ground penetration radar.
Sebagai pemain gitar akuistik dan rythim dan sekaligus juga bermain drum di beberapa lagu ada Jamrud Aminudin, mahasiswa program doktor asal Indonesia dengan bidang keahlian remote sensing LiDAR. Di Indonesia adalah staf pengajar di UnSoed Purwokerto
Dan sebagai pemain Lead Guitar saya sendiri dari Indonesia
Nah di Acara Chiba Daigaku Festival Tahun 2017 kemarin, kami membawakan 4 lagu dari berbagai negara. Salah satu yang menarik saat kami membawakan lagu Bukan Rayuan Gombal yang aslinya dibawakan oleh Judika (lagu Indonesia). Menjadi menarik karena lagu Indonesia ini dibawakan oleh vokalis kami Heein Yang, yang aslinya warga negara Korea Selatan. Heein berhasil membawakan lagu ini dengan baik dan mendapat aplause dari penonton yang saat itu menyaksikan konser ini.
Berikut link videonya di Youtube saat CERes Band dari Jepang membawakan lagu Bukan Rayuan Gombal: