Lihat ke Halaman Asli

Tujuan Terlupakan Seorang Entrepreneur

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tulisan ini akan sangat pendek saja.

Sebenarnya, kenapa sih orang ingin menjadi seorang entrepreneur? Mencari kekayaan? Kebebasan? Tantangan?

Sy jawab ya, semua ada benarnya.

Namun ada satu jawaban yg sudah dilupakan orang, yaitu legacy. Sy ingin spt nabi Nuh yg meninggalkan kapal utk menaungi anak cucunya....

Kita perlu meninggalkan sesuatu pada anak cucu kita. Tentu saja idealnya adalah ajaran2 ttg kebaikan, khususnya agama. Namun itu semua bisa ditinggalkan oleh semua orang, baik seorang PNS, seorang buruh, seorang profesional, dst.

Hanya seorang entrepreneur yg bisa meninggalkan sesuatu utk dikembangkan dan diestafetkan pada anak cucunya. Usaha yg dirintis dan dijalankan seorang entrepreneur jika dimanage dgn baik regenerasinya, akan bisa dikembangkan menjadi usaha yg besar. Untuk membesarkan usaha menjadi cukup besar, sangat sering tdk bisa dilakukan dalam satu generasi. Ingat Gudang Garam, Sampoerna, atau Sosro? butuh 2-3 generasi utk sampai ke level spt mereka.

Tunggu, tolong hal ini jangan dipersempit menjadi hanya sekedar meninggalkan warisan harta benda. Bukan, bukan itu. Ini adalah meninggalkan tongkat estafet berkelanjutan, meninggalkan kapal yg siap dipergunakan utk mengarungi samudera kehidupan anak cucu.

Itulah knp sy menempuh jalan entrepreneur ini (disamping memang mencintai jalan ini, nilai2 kebebasannya, kemerdekaan, dan lain2nya).

Dan menanamkan nilai2 entrepreneur bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak peduli anda seorang buruh, seorang BMI, ataupun seorang PNS. Semua bisa. Semoga menginspirasi. Eh jangan didebat ya, soalnya ini cuma pandangan pribadi, dan ak sudah cukup capek utk berdebat hari ini hahaha.....

(jiah, serius amat nulisnya huwahahahaha.......)

tulisan ini entah ya, sy agak kurang yakin utk mempublishnya... tapi sudahlah, tdk ada salahnya menulis spt ini kan ya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline