Lihat ke Halaman Asli

Ahok Bikin Saya Keder Untuk Jadi Pejabat

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tadinya saya pikir siapa saja bisa jadi pejabat, asal ada uang, kolega, dan didukung partai besar,  pasti bisa. Tidak perlu pintar, cerdas apalagi taat beragama yang penting kelihatan baik sudah cukup. Bisa poles-poles dikit pasti lebih menjual. Dengan pendapatan dan kewenangan yang diperoleh, rasanya siapa yang tidak tergiur. Dihormati dan paling tidak dapat kesempatan mendapatkan jamuan, seremonial dan disorot. Lumayan, tidak usah bintangi sinetron sudah dikenal oleh sebagaian masyarakat, dihormati pula.

Tapi setelah menikmati kepemimpinan Ahok, ternyata tidak mudah. Pemimpin harus pintar, cerdas, mampu memahami tugas, memiliki kompentensi, memahami UU, Aturan dan sistem kerja dengan banyak pihak terkait. Belum lagi permasalahan tehnis dan pengawasan. Jujur dan konsisten tidak suka berkolusi dan jauh dari kepentingan memperkaya diri atau golongannya. Bahkan harus berkorban, siap menjadi korban bahkan keluarga juga terancam. Issue SARA bonus tambahan.

Untuk menjadi pemimpin yang mau bekerja benar, maka siap berhadapan dengan banyak musuh. Ketika lingkungan korup, harus berani melawan arus dan cibiran disana-sini. Menjadi munafik adalah jalan keluar terbaik tapi nurani yang disingkirkan. Yang paling sulit adalah balas budi. Yang sudah memilih kita harus disenangkan apalagi partai pendukung. Bisa dicap apa kalau tidak tahu balas budi, apalagi hidup dalam budaya ketimuran ini, mewajibkan orang untuk tahu balas budi. Dalam rangka kelanggengan kekuasaan harus punya jadwal kuat memberikan layanan bagi partai. Dan untuk kepentingan rakyat, kita hanya memperoleh dua pilihan menyenangkan yang mendukung kita atau konsisten dalam kebenaran. Pilihan kedua kita beresiko kehilangan jabatan!

Waduh, jadi pejabat ternyata tidak mudah, tidak bisa menyenangkan semua orang. Makanya kalau pun saya punya mimpi jadi pejabat maka tata cara dipilih DPRD  lebih memungkinan. Tinggal didukung lebih banyak fraksi, pasti jadi. Tidak perlu repot-repot meyakinkan rakyat yang notabene membayar upah pejabatnya.

Saya pilih belajar saja deh, belajar jadi warga yang baik. Mendukung program pemerintah yang memperjuangkan kepentingan yang sesuai dengan ketentuan dan peruntukkannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline