Lihat ke Halaman Asli

Jeanne Francoise

Woman of Conference

"Generasi Hoax atau Korupsi Nol" - Refleksi pribadi JLSOPL 2017

Diperbarui: 31 Juli 2017   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Generasi Hoax atau Korupsi Nol"

Ditulis oleh Jeanne Francoise, peserta JLSOPL 2017

Memasuki awal tahun 2012, dunia teknologi sosial media semakin berkembang. Namun penggunaan sosial media kerap kali menjadi "ajang perang dunia maya" dalam bidang politik. Hal ini amat dirasakan oleh kalangan anak muda Indonesia yang setiap hari pemikirannya dirasuki oleh berita-berita hoax ataupun palsu dan bohong tentang politik. Padahal, politik bukanlah ilmu yang mudah. Secara epistemologi, politik adalah suatu keilmuan yang membutuhkan syarat studi serangkaian mata kuliah, penelitian jurnal, observasi lapangan, dan pengalaman-pengalaman tertentu untuk dapat menjadikan seseorang menjadi ahli politik. Memberikan komentar di Facebook tentang Pilkada DKI tidak serta-merta menjadikan orang tersebut ilmuwan politik. Namun kenyataan berkata lain.

Nah, hidup di tengah-tengah kebisingan perang berita hoax ini, saya mencoba mengasingkan diri selama 7 hari untuk mengikuti JLSOPL 2017 untuk mendalami sekali lagi Konstitusi negeri kita dan bagaimana agar saya tidak menjadi generasi hoax. Apa itu JLSOPL 2017? Johannes Leimena School of Public Leadership (JLSOPL) 2017 adalah sarana dari Institut Leimena untuk menumbuhkembangkan cinta tanah air dan bangsa kepada 30 pemimpin publik yang berasal dari ranah agama, misalnya dari gereja kristen (Pendeta), akademisi/peneliti/dosen, pemerintahan, dan swasta, untuk mampu bekerja sehari-hari berlandaskan iman takut akan Allah dan menerapkan Konstitusi negara (Pancasila dan UUD 1945). 

Kegiatan ini tidak lepas dari prinsip hidup Johannes Leimena sendiri, seorang pejabat presiden dan menteri di era Presiden Soekarno, yang selalu welas asih serta tegas dalam mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara, yang diwujudkan melalui pelayanan kesehatan (Puskesmas) di pelosok-pelosok, serta pelayanan kesehatan lainnya. Sebagai seorang mantan Direktur Rumah Sakit, Mr. Leimena tetap mengabdi dalam bidang kesehatan selama hidupnya, walaupun ia sudah menjabat di pemerintahan. Namun demikian ia tidak lupa akan tanggung jawabnya sebagai pemimpin publik yang terkenal juga sebagai salah satu loyalis Presiden Soekarno.

Kesetiaan Mr. Leimena di bidang kesehatan dan politik tidaklah membuat dirinya sombong dan meninggikan diri. Ia justru tampil menjadi pelayan publik yang melayani masyarakat miskin yang sedang sakit, tanpa membeda-bedakan, tanpa diskriminasi, dan tanpa ambisi politik. Ia tampil ke muka umum sebagai wujud dari bersatunya iman Kristen-nya dan nurani Pancasila-nya. Disini Leimena membuktikan bahwa agama dan negara bisa bersatupadu, tanpa perlu mengaku-ngaku religius, ataupun mengaku-ngaku sekuler. Leimena tidak pernah mengaku ia perwakilan Kristen, pun tidak pernah ia mengaku Pancasilais, tetapi justru semua pekerjaannya mewujudkan kedua hal itu dengan sempurna.

Saya amat gembira ketika mendapat kesempatan mengikuti JLSOPL 2017 atau angkatan ke-4 dari Program JLSOPL itu sendiri. Disitu saya bertemu banyak Pendeta, mahasiswa, fresh graduate, pekerja swasta, dan pemimpin publik lainnya. Saat ini saya bekerja di Universitas Pertahanan dan saya pikir program JLSOPL 2017 amat berkenaan dengan tugas saya sehari-hari. Selain mengingatkan bahwa kita sebagai WNI harus setia pada Konstitusi (Pancasila dan UUD 1945), namun juga memberi harapan bahwa kita bisa menjadi bagian dari problem solver permasalahan bangsa.

Bangsa Indonesia sedang menuju abad modern dimana permasalahan tidak hanya melulu soal Ahok, itu sudah basi sekali. Namun bangsa ini akan terus aktif berpartisipasi ke dalam sistem perjanjian-perjanjian yang sudah ditentukan sebelumnya, misalnya MEA, G20, PBB, ASEM, CEPA, Pacific states partnership, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu penguatan SDM amat penting berjalan seiring dengan pembangunan infrastruktur. Indonesia kalau masih korupsi akan menjadi alasan kaum radikalis bahwa bangsa ini memerlukan sistem khilafah. "Korupsi nol" adalah mimpi saya, mimpi Anda, dan mimpi kita semua dan "korupsi nol" itu dimulai dari diri kita sendiri.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang JLSOPL dapat dilihat di website: http://leimena.org/jlsopl/category/jlsopl/

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline