Lihat ke Halaman Asli

Jeanne Francoise

Woman of Conference

Abstrak untuk National Conference on European Studies 2016 - Konflik Aleppo

Diperbarui: 9 Januari 2017   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sistem Negosiasi Modern PBB-Eropa:

Studi Kasus Konflik Aleppo, Suriah 2016

Jeanne Francoise, S.Hum., M.Si.(Han.)

Alumni Peace&Conflict Resolution, Universitas Pertahanan

monicajeannefrancoise@gmail.com

Sepuluh tahun yang lalu, para pembawa perdamaian global mengalami stagnasi pemikiran dalam menelaah solusi komprehensif bagi Konflik Gaza, Palestina, yang menjadikan diplomasi politik dan pertahanan kawasan Timur Tengah kembali kepada titik balik, bahwa sebuah model peace and conflict yang baru amat diperlukan dalam meretas rantai balas dendam dan mewujudkan pembangunan perdamaian pasca-tindakan operasi militer. Kekhawatiran akan realitas politik ini kemudian terwujud dalam pertemuan-pertemuan informal di negara-negara Eropa yang mengundang anak-anak muda dalam memberikan sebuah paper disposisi. Pertemuan yang digagas para pemuda Eropa kemudian dilembagakan secara rutin menjadi Model of United Nations (MUN).

Berangkat dari pengalaman konflik Gaza dalam rumitnya inter-relation development organisationsdan dalam MUN tersebut bahwa Gaza seolah-olah merupakan sebuah kata tunggal bagi intractable conflict, maka Makalah ilmiah ini, yang akan dipresentasikan di dalam Konferensi Nasional Eropa di Universitas Indonesia, Selasa, 20 Desember 2016, akan menawarkan suatu pakem negosiasi modern yang berisi gabungan konsep konservatif tentang perdamaian antar-negara dan ide-ide dari sistem CIMIC (Civil-Military Relation) regional dengan tujuan akademik untuk memperkenalkan sistem tersebut, sekaligus sebagai sebuah upaya ilmiah untuk membangun kembali Kota Aleppo, baik secara substruktural, sebagai sebuah kota budaya dan pariwisata di Timur Tengah dan juga secara suprastruktural, bahwa Kota Aleppo berpotensi menjadi sebuah kota strategis bagi pertahanan di antara Timur Tengah dan negara-negara Eropa yang berbatasan dengannya.

Untuk menganalisis kasus konflik Aleppo, maka Abstrak ini akan menggunakan sistem negosiasi oleh Johan Galtung, Fisher, dan Jeong, teori CIMIC di dalam pembangunan perdamaian oleh Koffi Annan, dan juga inter-relation development organisations yang tertuang di dalam Piagam PBB.

Makalah ilmiah ini diharapkan dapat menjadi pembuka mata bagi anak-anak muda di luar Eropa, bahwa Konflik Aleppo bukan sekedar tangis-menangis anak-anak yang menyedihkan di dalam foto-foto yang tersebar di sosial media, tetapi juga merupakan ukuran keberhasilan sistem negosiasi antar-bangsa, ukuran partisipatif anak-anak muda yang masih ingin menjadi pembawa damai, serta ukuran pemikiran modern tentang konflik dan perdamaian itu sendiri.

Kata Kunci: Konflik Aleppo, Suriah, Negosiasi Modern

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline