Lihat ke Halaman Asli

Memori Kelam

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ingataku, pada pemilu dijaman orba kala itu
desakku sesak dengan serdadu-serdadu bersenjata
saban hari lars-lars mereka menghentak lorong-lorong desa
kami, tak bisa membandel apa lagi menangis
ibu-ibu kami selalu punya cara jitu
untuk membuat kami terdiam
jangan berisik nanti tentara itu datang menembakmu
igantaku, pada pemilu jaman orba kala itu
sepenggal lirik mars pemilu masih ku ingat hingga kini
''pemilihan umum telah berada di ambang pintu rakyat
semuanya bergembira menyambut dengan riang bahagia''
kami tak bisa bermain petak umpet di hitam waktu
kami tak bisa menikmati kemerdekaan kami sebagai bocah
saban malam  hanya terdengar pekik para sedadu itu
yang tertawa nyaring seolah Republik ini cuma milik mereka
Pesta Rakyat kan harusnya demokratis
tapi kami terisolasi oleh aturan-auturan
Pesta Rakyat harusnya meriah kan, pesta
tapi kami sunyi tak ada gegap gempita
ahgg... sepotong kisah ini
akan terus ku kenang dalam hidupku
sepotong kisah tentang perjalanan bangsaku
yang bebas tapi tak merdeka yang merdeka tapi tertidas




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline