Lihat ke Halaman Asli

JBS_surbakti

Penulis Ecek-Ecek dan Penikmat Hidup

Konflik "Yes", Stres "No"

Diperbarui: 28 Mei 2021   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : inc.com

"Saya siap diadu sama siapa saja" -"Mengapa harus selalu Saya?" -"Pekerjaan ini sungguh membosankan" 

Membahas tentang dunia pekerjaan dan lingkungannya tak kan pernah habis-habisnya. Dari mulai tersedianya struktur organisasi yang baik sampai dengan mengurus manusia yang ada didalamnya adalah sebuah proses manajemen yang membutuhkan ilmu pengetahuan dan juga seni tersendiri. 

Layaknya perkembangan kebutuhan manusia yang sangat dinamis dari waktu ke waktu sehingga dibutuhkan pemahaman yang memadai pula sebagaimana di era disrupsi sekarang ini untuk difokuskan kepada produktivitas atau pemberdayaan dari talenta yang dimiliki oleh setiap karyawan.

Manusia yang adalah unik dan auntentik sesuai dengan ciri khas masing-masing. Tercipta satu diantara milyaran dan tidak pernah sama baik secara fisik maupun sisi psikologis. Berbeda satu sama lain meski terlahir dari suatu pasangan yang sama, bahkan kembar siam sekalipun. 

Namun dari beberapa literatur terkait tentang ilmu psikologi perusahaan khususnya membahas tentang manusia dengan lingkungan pekerjaan ternyata karakter manusia tidak pernah luput dari sebuah konflik dalam pengertian sempit terciptanya persaingan yang sehat. 

Hal ini diperkuat oleh ilmuwan Charles Darwin yang mengungkapkan bahwa secara naluriah ternyata kemampuan manusia untuk beradaptasi adalah merupakan sebuah warisan tertua terhadap kodrat manusia. Yang membuat manusia hingga hari ini adalah mahluk hidup yang masih bisa bertahan dengan perkembangan dan perubahan zaman. Adaptif dan suka berkonflik menjadi modal manusia tetap mampu menciptakan peradaban.

Konflik Diciptakan

Dari beberapa penelitian mengungkapkan bahwa perkembangan manusia dalam hal ini dipersempit pada dunia kerja ternyata sangat relevan untuk menciptakan konflik sebagai umpan balik agar perusahaan tetap sehat dan kompetitif. 

Coba anda bertanya pada diri apakah karakter untuk menguasai orang lain yang rentan menyebabkan pertengkaran atau konflik tidak bersemayam dalam diri? Selanjutnya apakah keinginan anda sebagai orang tua tidak menginkan anak anda menjadi juara kelas di sekolah? Lantas apakah tidak pernah berkeinginan untuk yang pertama sekali memiliki mobil baru diantara teman kerja atau lingkungan tempat tinggal? 

Begitu banyak sekali pertanyaan yang membuat hidup dengan ingin menjadi unggul atau melebihi orang lain menjadi salah satu mengapa hingga kini manusia bisa bertahan hidup di planet ini. 

Bahkan peperangan secara ekstrim adalah sebuah konflik yang telah jauh dari batas kemanusiaan yang juga hari ini adalah sebuah karakter naluriah manusia yang adaptif dan unggul untuk terbiasa dalam sebuah perselisihan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline