Lihat ke Halaman Asli

JBS_surbakti

Penulis Ecek-Ecek dan Penikmat Hidup

Catatan di Ibu Kota Negeri "Habonaron Do Bona"

Diperbarui: 7 Maret 2021   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi Hari di Pematang Raya (Doc JBS)

Setelah lebih 43 bulan berdinas di ibukota negeri "Habonaron Do Bona"  - Pematang Raya- banyak hal suka dan duka dialami. Negeri yang sejujurnya adalah tempat yang nyaman dan jauh dari hingar bingar kehidupan. Udara yang sejuk, membuat siapapun akan senang untuk berjoging ria di pagi hari ataupun sore. Dan selama bertugas dan berinteraksi di kota ini pun hampir jauh dari gangguan kriminalitas, relatif sangat aman dan masyarakatnya yang bersahaja.

Pematang Raya resmi sebagai ibukota kabupaten Simalungun sejak tanggal 23 Juni 2008, yang dulunya berada di Kota Pematangsiantar setelah tertunda selama beberapa waktu. Kurang lebih 25 KM jarak antara Pematang Raya dengan Pematang Siantar.

Awalnya kota ini adalah sebuah Kecamatan dan sekarang menanjak berubah menjadi ibukota dan pusat pemerintahan. Arus barang dan orang mulai membuat geliat kota ini. Mayoritas masyarakatnya adalah petani atau pekebun. Tanah yang subur mendukung pertanian dan perkebunan berupa kopi, jagung, jahe, dan hasil bumi lainnya. 

Proses akulturasi antara pendatang dan masyarakat asli seharusnya dapat bersinergi demi memajukan kota yang menurut saya sudah harus lebih jauh berkembang dimana tahun ini terbilang ke 13 tahun  pasca perpindahan ibukota Simalungun. Keberagaman manusia yang tentunya akan menjadi modal dalam pembangunan. Peran aktif pemerintah selama ini menjadi penyokong utama dapat menjaga ritme pembangunan kearah pemberdayaan manusianya. 

Kantor Bupati Simalungun (Doc JBS)

Upaya keras agar diciptakan magnet yang membuat lintasan kota ini sebagai penghubung antara kabupaten Karo dan Kota Pematang Siantar menjadi pilihan. Menyoal infrastruktur jalan seharusnya adalah hal mutlak telah clean and clear guna menyokong pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. 

Sepertinya kota ini masih menjadi transit di pagi hari hingga sore oleh aparatur sipil negara yang bekerja di instansi yang tersebar di kota ini namun bermigrasi kala sore atau sehabis dinas kembali ke Kota Pematang Siantar. 

Ini adalah masalah sesungguhnya, masih belum menjadi pilihan. Pilihan-pilihan kebutuhan pokok bila telah tersusun dan tersedia akan membuat kota ini sebagai kota wisata yang nyaman.

Semoga kedepannya negeri "Habonaron Do Bona" dengan filosopi yang berarti bahwa kebenaran adalah dasar/pangkal, menjadi semakin maju. Pekerjaan Rumah setiap stakeholder dan peran aktif masyarakat dengan budaya "welcome" akan mempercepat kota ini sebagai kota yang wisata yang ramah buat pengunjungnya. See you next time......




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline