Lihat ke Halaman Asli

Jogja Media Network

Satria Alif - http://bit.ly/jogjabeda. Book Writers and Freelance Journalist

Pelatihan Pengolahan Sawo Kuliner Unggulan Cokrodiningratan

Diperbarui: 5 September 2024   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Pendopo Kelurahan Cokrodiningratan/dokpri

Yogyakarta, 4 September 2024. Bertempat di Pendopor Kelurahan Cokrodiningratan, Kelurahan Cokrodiningratan mengadakan Kegiatan Pelatihan pengolahan buah Sawo menjadi makanan dan selai bagi pelaku UKM dan warga sekitar. Pelatihan ini adalah lanjutan Pelatihan Tabulampot (Tanaman Buah dalam Pot) di Kelurahan Cokrodiningratan Kemantren Jetis Kota pada  22-23 Agustus 2024.

Kegiatan ini menghadirkan Gapoktan dan UMKM dari RW se-Kelurahan Cokrodiningratan dengan Narasumber yaitu Eka Yulianta yang lebih dikenal sebagai Ketua Asosiasi Tabulampot Kota Yogyakarta dan Tri Yulianto sebagai seorang praktisi tanaman dan pengomposan.

Lurah Cokrodiningratan, Andityo Bagus Baskoro, ST., M.Eng., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu langkah nyata yang diinisiasi oleh kelurahan sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya di bidang ketahanan pangan dan penghijauan lingkungan di wilayah Kelurahan Cokrodiningratan. Buah Sawo dipilih sebagai unggulan karena mempunyai nilai historis menjadi buah yang diperkenalkan pertama kali di Kraton Yogyakarta oleh Sultan Hamengkubuwono 7.

"Selain rasanya enak, sawo menjadi ciri khas dari kelurahan Cokrodiningratan yang memiliki Maggot Ndalem sawo sebagai basis pembibitan dan penanaman sawo di kota.sekaligus tempat pengelolaan sampah organik," jelas Andityo.

Berdasarkan papan informasi yang ada di Keraton Jogja, pohon sawo kecik memiliki nama ilmiah Manilkara kauki. Pohon ini berasal dari Asia tropis dan tumbuh di wilayah pesisir. Sawo kecik banyak ditanam di pelataran keraton dan kediaman para pangeran.

Amiroel menerangkan makna sawo kecik diambil dari kata sarwo becik yang artinya senantiasa dalam kebaikan. Dengan menanam pohon ini, diharapkan juga akan mendatangkan kebaikan sehingga seseorang dapat bermanfaat dan memberi dampak positif bagi orang lain. Vegetasi tanaman buah di Keraton Jogja mulai ditanam secara masif di era pemerintahan Sutan HB 7 pada 1839-1921.

Foto : Eka Yulianta

Eka Yulianta sebagai narasumber dan pelatih pengolahan makanan menambahkan bahwa Jogja memerlukan icon kuliner terbaru. Sawo menjadi pilihan kelurahan Cokrodiningratan untuk dijadikan kuliner khas yang bermanfaat dan unik menjadi oleh-oleh khas Jogja.

"Ada 40 orang peserta pelatihan yang berasal dari UKM dan warga sekitar yang aktif membuat berbagai macam kuliner, Sawo menjadi andalan kelurahan Cokrodiningratan dan kita akan membuat sentra pengolahannya di kelurahan ini," terang Eka Yulianta. Hasil olahan awal dari buah selai dalam pelatihan ini ternyata berhasil membuat kue yang enak dan menarik. Selain itu diajarkan olahan selai dengan bahan dasar buah sawo yang selama ini belum pernah ada yang memproduksi.

"Kami sedang menyiapkan sertifikasi bibit tanaman sawo dan bekerja sama dengan dinas pertanian kota Yogyakarta. Targetnya, kita segera memproduksi secara besar untuk olahan buah sawo sekaligus menanamnya serentak di Yogyakarta," jelas Eka Yulianta di akhir wawancara.

Setyawan

T




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline