Lihat ke Halaman Asli

Pasar Besar Sarang Walet

Diperbarui: 5 Mei 2019   05:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harga sarang burung walet rata-rata Rp24,5 juta per kilogram (audax.co.id)

Rata-rata 1.100 ton sarang walet asal Indonesia mengisi pasar luar negeri saban tahun. Devisa perniagaan walet itu fantastis, data Badan Karantina Kementerian Pertanian menunjukkan nilai ekspor sarang burung walet ke seluruh dunia pada 2017 mencapai Rp27 triliun. Jika dibuat rata-rata, harga sarang burung ke seluruh dunia Rp24,5 juta per kilogram. Ekspor ke Tiongkok menyumbang Rp2 triliun hanya dengan 52 ton sarang walet.

Harga rata-rata sarang burung walet ke Tiongkok Rp38,4 juta per kilogram. Artinya harga rata-rata ekspor sarang ke Tiongkok lebih tinggi dibandingkan dengan harga rata-rata ekspor ke seluruh dunia. 

Tiongkok memang konsumen utama sarang burung walet. Menurut ketua The China National Agriculture Wholesale Market Association (CAWA), Ma Zengjun, konsumen utama sarang burung walet adalah Tingkok bagian selatan. CAWA asosiasi yang berperan dalam bidang distribusi produk pertanian Tiongkok berdiri sejak 1986.

Pasar

Menurut Ma Zengjun, konsumen sarang walet di Tiongkok terutama ibu hamil dan menyusui. Sarang burung walet diolah menjadi ragam makanan bayi. Saban tahun rata-rata permintaan Negeri Tirai Bambu itu 800 ton. Permintaan itu bisa terus meningkat seiring terus adanya edukasi. Ma Zengjun mengatakan, edukasi terutama ke Tiongkok bagian utara yang belum mengonsumsi rutin sarang burung walet.

Menurut ketua Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPSBI), Dr. Boedi Mranata, ratusan tahun Indonesia berdagang sarang burung walet dengan Tiongkok. Zaman dahulu tidak ada 5% dari total perdagangan saat ini. Jika kini bisa memproduksi 1.000 ton per tahun mungkin hanya puluhan ton pada zaman dahulu. Sebutan liur emas pun bukan isapan jempol semata. Ketersediaan barang yang minim menjadikan harga sarang burung walet sangat mahal.

Konsumen sarang walet pun terbatas hanya raja, bangsawan, dan orang yang sangat kaya. Berapa persen masyarakat Tiongkok yang mengonsumsi sarang walet? Menurut Boedi jika rata-rata produksi sarang burung walet Indonesia 800 ton per tahun. Satu kilogram sarang burung walet terdiri rata-rata 150 sarang. Dihitung berdasarkan jumlah sarang burung, boleh jadi produksi total Indonesia 130 juta keping sarang per tahun.

Jika perkiraan hanya 10% mengonsumsi sarang burung, berarti ada 130 juta konsumen (asumsi total jumlah masyarakat Tiongkok 1,3 miliar jiwa). Jika 10% penduduk Tiongkok mengonsumsi sarang burung burung walet maka produksi Indonesia dalam setahun bisa habis dalam 1 hari. Adapun jika hanya 1% atau 13 juta konsumen Tiongkok bisa menghabiskan sarang burung walet produksi Indonesia dalam 10 hari.

Sementara itu jika hanya 0,1% atau 1,3 juta konsumen, sarang burung walet produksi Indonesia akan habis dalam 100 hari. Perkiraan Boedi konsumen hanya 0,03% atau 39.000 masyarakat Tiongkok yang mengonsumsi sarang burung walet. Jumlah itu masih sangat sedikit. Artinya dari 10.000 orang Tiongkok hanya 3 orang yang mengonsumsi sarang burung. Jika ada peningkatan tren konsumsi tentu sangat berpengaruh terhadap harga. Itulah mengapa harga sarang burung walet kini relatif baik di pasaran.

Ekspor

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline