Ketika bicara tentang India, mungkin beberapa persepsi umum yang timbul di benak beberapa orang adalah mengenai masalah kemiskinan, kepadatan penduduk, kemacetan lalu lintas, dan kebersihan yang kurang memadai di beberapa daerah. Ini adalah realitas yang dihadapi India sebagai negara dengan populasi terbesar kedua di dunia dan tantangan sosial-ekonomi yang kompleks.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada bulan April 2023, India melampaui Tiongkok untuk menjadi negara dengan populasi terbesar di dunia dengan jumlah 1,4 miliar penduduk. Update terbaru dari global Multidimensional Poverty Index (MPI) yang dirilis oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan Oxford Poverty and Human Development Initiative (OPHI) di Universitas Oxford secara mengejutkan, India mengalami pengurangan kemiskinan yang signifikan, dengan 415 juta orang keluar dari kemiskinan dalam waktu hanya 15 tahun (2005/6--19/21) dengan angka kejadian kemiskinan turun dari 55,1 persen pada tahun 2005/2006 menjadi 16,4 persen pada tahun 2019/2021.
Tak sampai disitu, India membuat kejutan bagi dunia. Meskipun didera kemiskinan dan ketimpangan sosial ekonomi yang akut, India tidak meninggalkan program eksplorasi luar angkasa. Pesawat antariksa Chandrayaan-3 ini merupakan misi ketiga Negara Mahatma Gandhi dalam program eksplorasi luar angkasa pada hari Jumat, 14 Juli 2023 memulai perjalanan mengangkat mimpi dan ambisi setiap warga India menuju Bulan. Chandrayaan-1 diluncurkan India membawa Misi explrorasi Bulan pertama India yang dilakukan pada tahun pada tahun 2008, dengan hasil temuan penting yaitu adanya air dan hidroksil (biru) yang kecil di permukaan Bulan. menyusul peluncuran Chandrayaan-2 - pada bulan Juli 2019 yang orbiter-nya terus mengelilingi dan mempelajari Bulan hingga hari ini, namun lander-rover gagal mendarat dengan lembut dan jatuh saat mendarat.
Lander Chandrayaan-3 dijadwalkan akan mencapai Bulan pada tanggal 23-24 Agustus. Jika berhasil, India akan menjadi negara keempat yang berhasil mendarat dengan lembut di Bulan, setelah Amerika Serikat, Uni Soviet yang sudah tidak ada lagi, dan China.
Ekosistem Penelitian dan Pengembangan
Program antariksa telah menjadi sumber kebanggaan nasional karena mencerminkan kemampuan teknologi dan kemajuan ilmiah negara tersebut. Keberhasilan dan prestasi dalam program antariksa, seperti meluncurkan satelit, misi bulan, dan misi antariksa lainnya, telah meningkatkan reputasi Negara sebagai negara maju yang memiliki keahlian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan penelitian ilmiah dan eksplorasi luar angkasa menjadi tolok ukur kemajuan peradaban suatu bangsa.
Berdasarkan laporan The Global Innovation Index (GII) tahun 2022, untuk pertama kalinya India masuk ke dalam peringkat 40 besar negara inovatif dari 130 negara di dunia dengan performa yang lebih baik dalam hal output inovasi dibandingkan dengan input novasi. Artinya, meskipun India masih memiliki beberapa tantangan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk inovasi, hasil konkret dari upaya inovatif telah meningkat. Dalam hal input inovasi, India menempati peringkat ke-42. Ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya, yang mengindikasikan adanya peningkatan dalam faktor-faktor yang mendukung inovasi, seperti investasi dalam riset dan pengembangan, kolaborasi antara universitas dan industri, dan kemampuan untuk menarik dan mempertahankan bakat inovatif.
Sementara itu, dalam hal hasil inovasi, India menempati peringkat ke-39. Ini juga merupakan peningkatan, yang menunjukkan bahwa upaya inovatif yang dilakukan di India telah menghasilkan hasil konkret dalam bentuk produk, layanan, paten, atau keberhasilan komersial. Indikator meningkatnya indek inovasi India secara global inilah yang menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya saing, dan perkembangan teknologi, dan kesejahteraan sosial (social well-being) sehingga tidak heran ketika dalam waktu 15 tahun, India mampu memangkas 55,1 persen kemiskinan.
Menurut data terbaru, India memiliki tingkat pengeluaran R&D yang relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Menurut data yang dilansir UNESCO Institute for Statistics (2018), India hanya mengalokasikan 0,65 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)-nya untuk Penelitian dan Pengembangan. Angka ini berada di bawah tingkat pengeluaran negara-negara seperti Amerika Serikat yang mengalokasikan 2,8 persen dari PDB-nya untuk R&D, Tiongkok dengan 2,1 persen, dan Israel dengan 4,3 persen. Alokasi anggaran untuk organisasi R&D dalam anggaran tahun 2022-23 yang baru disampaikan menunjukkan bahwa ada kecenderungan stagnasi dalam investasi R&D di India.
Dengan anggaran yang sangat rendah dibanding dengan negara-negara maju lainnya India mampu mendaratkan pesawat antariksa di Bulan bersaing dengan Amerika dan Tiongkok merupakan pencapaian yang bersejarah. Ini menjadi bukti bahwa spirit kebangkitan dan ketekunan menjadi kunci mencapai mission impossible. Ketimpangan ekonomi, kemiskinan, konflik sosial tidak boleh membunuh mimpi anak bangsa untuk maju. Kemajuan India ini harus menjadi inspirasi bangsaku yang sampai saat ini masih menghadapi ironi yang tragis, terperangkap dalam debat kusir politik identitas dan tata pemerintahan yang silo mengakibatkan sulitnya koordinasi dan kerjasama antara satu instansi dengan instansi yang lain.