Lihat ke Halaman Asli

Kiat Isteri Muda Menjerat Suami

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konon disebuah perkampungan di kawasan antah berantah. Warga  kampung itu teguh memegang prinsip hidup kebersamaan alias selalu gotong royong dalam mengerjakan segala hal yang sifatnya untuk umum maupun kepentingan lingkungan. Sebut saja kampung itu bernama, Guyub Tunjuk. Lajimnya sebuah perkampungan yang ada dikaki pegunungan, selalu dipimpin seorang tokoh masyarakat yang dipandang mapan dalam segala hal terutama memecahkan segala kesulitan warga. Yang ditunjuk untuk memimpin kampong itu, dikenal bernama “Bah Emod”. Laki-laki berusia lebih dari enam puluh tahun ini, memang bukan smebarang laki-laki. Bentuk tubuh tinggi besar dan atletis serta garis – garis kegantengan ketika masih muda masih tersisa. Selain memiliki segudang ilmu terutama dalam konteks”Mapagahan Batur” untuk hidup lurus dan benar memimpin rumah tangga. Sehingga tidak heran apabila Bah Emod ini, memiliki isteri lebih dari dua yaitu empat. Dan lebih anehnya lagi, keempat isterinya itu disatu rumahkan tanpa ada pertempuran sebagai akibat adanya rasa kecemburuan dari sesama isterinya. Jelasnya kehidupan keempat isterinya itu terbilang rukun, tidak pernah bertengkar antara yang satu dengan yang lain. Begitu pula dengan Bah Emod sendiri, ia benar benar merasa menjadi raja dunia dengan dikelilingi keempat isterinya.

Pada suatu sore, Bah Emod seperti biasa dalam satu minggu sekali selalu mengadakan pembinaan terhadap para ibu rumah tangga dilingkungannya. Yaitu setiap kamis sore menjelang malam Jum’at. Sementara kaum bapak bapaknya, biasa dilakukan pada setiap Sabtu malam alias malam minggu. Pembinaan ini tiada ubahnya seperti layaknya pengajian di mesjid atau madrasah. Dan materinya juga tidak jauh dari itu juga. Seperti biasa Bah Emod selalu mengemukakan kepada ibu ibu itu bagaimana cara melayani suaminya dengan baik dan sesuai yang diajarkan oleh agama.diantara ceramahnya itu, ia menyinggung kepada begitu besarnya pahala bagi seorang isteri apabila merelakan dengan baik kepada suaminya untuk menikah lagi dari pada sang suami harus berbuat mesum atau jalan belakang mengeceng dan menyicipi wanita lain. Dengan adanya kerelaan dimadu, berarti sang isteri turut membantu suami tidak menjalankan dosa. Dan pahalanya, konon surga, kata Bah Emod berseloroh. Tentu saja nasihat Bah Emod ini, tidak ada satupun dari ibu ibu yang setuju alias mengutuk dalam hati.”Itu mah papatah nurus tunjung nitah teu eucreug “kata ceu isah setengah berbisik kepada kepada Nyi Eruk. Dan semuanya sama tidak setuju dengan program Bah Emod tersebut. Bah Emod bukannya tidak tahu atau tidak mengerti dengan adanya para peserta pembinaan ini pada diam. Ia cukup maphum, yang dilakukan oleh sang isteri dan sama mendapat pahala yang besar, yaitu bila melayani suami pada malam Jum’at , selain hukumnya wajib juga pahalanya sama dengan membunuh 70 Yahudi. Nah ini mah rada ….rada perlu untuk ditiru serta dilaksanakan dan enteng..”tegas Bi Munah sambil nyenngir dan diamini oleh seluruh peserta pembinaan.

Cerita punya cerita ternyata konsep yang dilemparkan Bah Emod kepada para ibu ibu itu, menjadi pusat perhatian bagi para isterinya sendiri yang sama sama mengikuti acara tersebut. Sehingga pas menjelang malam setelang melaksanakan shalat isya, isteri Bah Emod yang pertama sengaja menghampiri sang suami yang tengah istirahat diruang tengah sambil duduk di kursi panjang.

Katanya ia ingin mendapat pahala besar pada malam ini. Keinginan isterinya ini sangat dipahaminya, sehingga langsung membawanya kekamar tidur. Selang beberapa saat acara peraihan pahala itu selesai dan Bah Emod tidak langsung tidur, tapi ketempat semula duduk lagi di kursi. Tak lama kemudian, datang isteri yang kedua dengan dalih yang sama pula. Hal ini pun tidak dilewati lagi oleh Bah Emod. Selesai dengan isteri yang kedua muncul lagi isteri ketiga. Yang inipun sama intinya ingin meraih kemenangan. Walaupun sudah terasa letih dan lesu, Bah Emod terpaksa menuruti kehendak sang isteri itu dengan jalan begitu gontay saking lemasnya. Usai melayani isteri ketiga Bah Emod langsung merebahkan badannya kekursi. Tapi sudah menjadi sebuah konsekuensi bila mempunyai isteri empat tetap semuanya harus kena giliran. Sebab baru juga ia melemaskan kakinya tiba tiba, isteri paling muda berusia sekitar 30 tahunan dikenal bernama Nyi Imas, dengan lemah gemulai menghampiri Bah Emod. Ia dengan manja mengatakan ingin mendapat pahala yang sama yaitu membunuh 70 yahudi. Lantas bagaimana dengan Bah Emod melihat situasi yang demikian itu.?” Nyai Imas anu geulis, Yahudinya juga sudah pada mati yang sekarang mah….jadi tidak usah dibunuh….ha..hah..huh…biar esok saja …Ya Nyai Imas”, sahut Bah Emod sambil merebahkan dirinya dikursi panjang tersebut tanpa menoleh kepada isteri paling muda yang tengah bengong saatmendengar jawaban yang diluar dugaannya itu. Bah Emod malam itu terpaksa tidur diluar, karena takut ada yang nagih lagi,---

wassalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline