Lihat ke Halaman Asli

Ramalan Anak Indigo Tahun 2012 Tentang Calon Pemimpin Indonesia, Kaitannya Dengan Pilpres 9 Juli 2014

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berkaitan dengan suksesi kepemimpinan Indonesia yang sebentara lagi akan beralih entah kepada siapa, lalu saya iseng membuka artikel, blog, dan tulisan yang mengupas ramalan tentang Pemimpin Indonesia, diantaranya beberapa tulisan sejak dua tahun lalu mengenai ramalan anak-anak indigo di acara “(bukan) empat mata”, sumber antara lain :

- https://www.facebook.com/media/set/?set=a.283331068381398.61253.184360858278420&type=3

- http://azberita.blogspot.com/2011/12/ramalan-indonesia-di-tahun-2012.html

- Bahkan pada bulan Agustus 2012 di kompasiana telah ditulis pula artikel yang mengulas ini, tetapi sudah menyebut nama capres : http://politik.kompasiana.com/2012/08/06/jokowi-dan-ramalan-anak-indigo-477242.html

Saya hanya ingin mempertajam saja ramalan anak indigo tersebut dan mengaktualkannya sesuai situasi dan kondisi terkini. Ada pun ramalan anak indigo tersebut yakni :

1. Negara Indonesia menjadi dua bagian, bagian merah dan putih

2. Rumah yang tidak bagus/jelek

3. Gambar Kursi

Penjelasan Ramalan versi saya :

1. Negara Indonesia menjadi dua bagian, merah dan putih

- Kemungkinan Pilpres hanya akan diikuti oleh 2 (dua) pasangan calon saja, yakni Prabowo dan Jokowi, atau setidaknya meskipun lebih dari dua pasangan capres yang bertanding, namun yang menonjol hanya dua orang tersebut.

- Prabowo merepresentasikan warna putih yang akan didukung oleh partai islam kanan, secara kebetulan Gerindra tengah menjajaki koalisi dengan PKS, dimana kedua Partai (PKS dan Gerindra) mempunyai warna dominan putih.

- Jokowi merepresentasikan warna merah atau suara kalangan nasionalis, serta dari kalangan partai islam yang nasionalis

- Semakin mendekati hari pencoblosan tanggal 9 Juli 2014, kemungkinan kedua kubu di atas akan semakin frontal berhadap-hadapan, baik dalam melontarkan isu-isu, saling serang di media, serta saling membuka aib atau borok pasangan lawan, sehingga seolah-olah di Negara Indonesia terbagi dalam dua kutub pendukung yang satu sama lain saling berlawanan antara Pro Prabowo (putih) dan Pro Jokowi (merah).

- Mudah-mudahan di antara elit pendukung kedua capres, terutama para capresnya sendiri (Prabowo dan Jokowi) memberikan keteladanan kepada para pendukungnya di tingkat bawah untuk berpikir, berucap, dan bertindak yang baik dan benar dengan mementingkan kepentingan Negara, Bangsa, dan Rakyat Indonesia daripada ambisi pribadi, yakni dengan tidak berbuat sesuatu yang merugikan lawan, baik itu menghina, mencaci, menuduh, dll. Sehingga tidak terjadi perpecahan, karena hakekatnya pendukung capres mana pun adalah sesama anak bangsa, dan siapa pun capres yang terpilih harus didukung sepenuhnya oleh semua elemen bangsa, meskipun pada awalnya berseberangan secara politis.

- Seyogyanya para capres (Prabowo dan Jokowi) menyadari bahwa sebenarnya simbol warna merah dan putih itu bukan untuk dipertentangkan, melainkan saling melengkapi dan perbedaan warna menunjukkan keutuhan Negara sebagaimana lambang bendera kebangsaan kita merah-putih.

2. Rumah yang tidak bagus/jelek

- Kemungkinan pemenang Pilpres 9 Juli 2014 adalah capres yang berasal dari kalangan bawah/rakyat jelata dan merupakan sosok yang sederhana, kesehariannya tidak bermewah-mewahan, dan tidak suka memakai barang-barang yang mahal

- Kebanyakan rakyat Indonesia adalah tingkat menengah ke bawah, bahkan masih banyak yang di bawah garis kemiskinan, karena itu Presiden terpilih nanti, dipilih oleh rakyat karena kesederhanaannya tersebut dan berharap agar keadaan menjadi lebih baik terutama di bidang ekonomi.

- Namun di samping harapan yang besar terhadap Presiden terpilih mengenai perbaikan di bidang ekonomi, tetapi rakyat kebanyakan telah mulai cerdas dan mengerti bahwa keterpurukkan ekonomi adalah sebagai akibat dari salah urus dan korupsi yang merajalela hingga dirasakan oleh rakyat hingga ke tingkat bawah (misalnya : untuk mengurus KTP meminta tandatangan RT saja harus memberikan uang).

- Singkatnya Capres yang terpilih bukan dipilih oleh rakyat atas dasar muka yang ganteng, kegagahan, kekayaan, wibawa, pangkat/jabatan yang pernah disandang, melainkan dipilih karena laku keseharian dari capres tersebut yang dianggap mewakili kebanyakan rakyat Indonesia yang masih kekurangan, miskin dan melarat, sebagaimana pernah dikatakan oleh Bung Karno : “ Aku didengarkan oleh rakyat, karena sesungguhnya aku hanya mengungkapkan apa yang ada dalam dada rakyat, dan yang menjadi keinginan terpendam mereka”

3. Gambar Kursi

- Harapan segenap rakyat akan keadilan dan kemerataan Insya Alloh terwujud di bawah pimpinan Presiden terpilih hasil Pilpres 9 Juli 2014

- Atas dasar pengertian bahwa peningkatan taraf hidup rakyat dan perbaikan ekonomi nasional tidak berjalan sendiri, melainkan harus bersamaan dengan penegakkan hukum yang menjadi panglima dalam pembangunan bangsa, karena carut marut situasi Negara sebelumnya sebagai akibat kurang ditegakkannya hukum terutama terhadap para penguasa yang menyalahgunakan jabatan dan wewenangnya untuk memperkaya diri sendiri, partai, dan golongannya sendiri. Bahkan seringkali yang menjadi tersangka hingga terpidana terkesan ditumbalkan untuk menutupi orang-orang dalam level lebih atas yang justru paling bersalah namun tidak tersentuh hukum.

- Untuk selanjutnya di bawah pimpinan Presiden terpilih hasil Pilpres 9 Juli 2014, Indonesia menjadi lebih baik, atau bahkan tiba pada jaman keemasannya. Semoga…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline