Lihat ke Halaman Asli

Syarat Utama Ketahanan Nasional Menurut Prabowo dan Soekarno

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Paparan dua orang Capres yakni : Prabowo dan Jokowi pada malam ini 22 Juni 2014, terutama mengenai Ketahanan Nasional, keduanya sama-sama menarik, namun secara subjektif bagi saya, tentu paparan Jokowi yang paling menarik, meski saya sayangkan pada aspek Ketahanan Nasional nya, Jokowi tidak menyinggung dan mengkaitkannya dengan Revolusi Mental, karena menurut saya sangat berhubungan.

Secara garis besar, Prabowo menekankan perlunya ekonomi yang kuat sebagai kunci agar pertahanan negara menjadi kuat, salah satu pernyataannya yang saya kutip dalam debat Capres ketiga ini : “Pertahanan terbaik adalah kemakmuran & kesejahteraan rakyat.Negara kita boleh punya tank terbaik, pesawat tempur terbaik, dan sebagainya. Namun jika rakyat Indonesia tidak sejahtera, jika rakyat Indonesia tidak memiliki pekerjaan yang baik, maka semua alutsista yang kita miliki tidak ada gunanya. Inilah prinsip utama saya di bidang pertahanan”.

Sedangkan Jokowi sebagaimana biasa paparannya menyentuh hal-hal teknis dengan penekanan pada membangun “Poros Maritim yang Kuat “ sehingga disegani oleh negara-negara lain. Mungkin Jokowi menganggap sudah tidak perlu lagi menyinggung tentang “Revolusi Mental”berkaitan dengan Ketahanan Nasional, karena sudah disinggung pada debat-debat sebelumnya, terutama yang berkaitan dengan bidang Pemerintahan yang Bersih dan Bidang Pendidikan Nasional, dimana bagi kedua bidang tersebut, secara tegas Jokowi menyatakan perlunya Revolusi Mental bagi segenap aparatur pemerintah agar terselenggara pemerintahan yang bersih, serta Revolusi Mental di Bidang Pendidikan agar ke depannya tercipta manusia Indonesia yang santun, terdidik, terlatih, dan berkepribadian, sehingga mampu bersaing baik di dalam maupun di luar negeri.

Lalu benarkah kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana Prabowo katakan, adalah kunci utama dari Ketahanan Nasional ?

Bung Karno dalam salah satu pidatonya untuk memperingati “Hari Lahirnya Pancasila” pada tahun 1950 an, pernah mensitir perkataan dari filsuf Tiongkok yang terkenal, yakni Kong Fu Tze. Menurut Kong Fu Tze, syarat agar suatu negara menjadi kuat ada tiga, yakni : Tentara (militer) yang kuat, Sandang-Pangan (ekonomi) yang kuat, dan Kepercayaan/Keyakinan (believe) yang kuat. Lebih lanjutjika ada suatu keadaan dimana suatu negara, militernya kurang kuat, dan ekonominya kurang kuat, maka negara tersebut tetap akan bisa kuat asalkan Rakyatnya mempunyai kepercayaan/keyakinan diri yang kuat. Boleh militer kurang sedikit, boleh sandang-pangan kurang sedikit, tetapi kepercayaan/keyakinan harus tetap ada agar bangsa tetap menjadi kuat.

Jadi, apakah benar pendapat Prabowo bahwa kemakmuran ekonomi adalah kunci utama dari Ketahanan Nasional? Jika merujuk kepada pendapat Bung Karno berdasarkan teori Kong Fu Tze, maka perkataan Prabowo bisa saja dikatakan benar, namun kurang lengkap.

Mari kita buktikan dengan menengok sejarah yang telah lalu. Indonesia merdeka, rakyat Indonesia merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, apakah waktu itu kita mempunyai militer yang kuat, apakah di saat itu ekonomi kita telah maju? Tidak ! waktu itu secara militer dan ekonomi kita lemah, tetapi terbukti kita bisa mengusir penjajah, karena apa? Karena faktor Kepercayaan/Keyakinan diri Rakyat Indonesia yang kuat bahwa kita akan mampu mengusir penjajah.

Lihatlah pula kepada sejarah negara-negara lain. Vietnam misalnya, yang terinspirasi oleh keberhasilan perang gerilya rakyat Indonesia mengusir penjajah, maka Ho Chi Minh pun menerapkan pola perang gerilya yang disesuaikan dengan alam Vietnam untuk mengusir Amerika. Kuatkah ketika itu militer vietkong? Tidak ! lalu kuatkah ekonominya? Juga Tidak ! tetapi Vietkong dengan gagah berani dapat mengusir Amerika dari Vietnam dengan bermodalkan Kepercayaan/Keyakinan (believe) yang kuat, sebagaimana keberhasilan Bangsa Indonesia mengusir penjajah.

Atau jika melihat keberhasilan Mujahidin Afghanistan, yang meski dibantu suplai senjata dan tenaga ahlipenasihat militer dari Amerika, namun jelas tidak sebanding dengan kekuatan militer dan ekonomi Soviet pada waktu itu. Sejarah membuktikan Mujahidin berhasil mengusir Soviet dari Afghanistan.

Juga kisah Perang di jalur Gaza antara HAMAS dengan tentara Israel, dan kisah Perang di Perbatasan Lebanon antara Hizbullah dengan Israel, yang keduanya berujung kisah kemenangan untuk HAMAS dan Hizbullah atas Israel, keduanya menang karena faktor Belive yang kuat, sebab secara perhitungan kasar di atas kertas, kekuatan militer dan ekonomi dari HAMAS dan Hizbullah bukan bandingan dari tentara Israel yang merupakan tentara terkuat di Timur Tengah dari segi militer dan ekonominya.

Bahkan pada Kisah  Perang Badar,  yang  kemarin lalu semangatnya kembali didengungkan oleh Pak Amien Rais, kaum Muslimin secara militer dan ekonomi pada saat itu  di bawah kaum musyrikin Makkah, namun karena iman (baca : keyakinan/kepercayaan) yang kuat,  terbukti dapat  meraih kemenangan yang gemilang.

Demikianlah pembuktian atas kebenaran pendapat Bung Karno tentang Ketahanan Nasional suatu negara berdasarkan teori dari Kong Fu Tze, yakni Kepercayaan/Keyakinan (Believe) yang kuat sebagai syarat utama Ketahanan Nasional suatu Bangsa, bukan faktor ekonomi, bukan pula faktor militer. Meskipun memang secara ideal agar negara kita kuat haruslah ada ketiga syarat itu (militer, ekonomi, dan keyakinan yang kuat) secara bersamaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline