Lihat ke Halaman Asli

IBM Jaya Martha

Mardi Siwi

Pedanda Baka

Diperbarui: 30 Oktober 2021   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cerita pengantar tidur untuk anak dan cucu atau bisa jadi bahan renungan bagi yang ingin menyibak rahasia sastra, jika tekun membaca sampai akhir cerita, maka pasti bertemu dengan sang pencipta...

Om swastyastu,


Indah dan asri sebuah telaga di pinggir gunung, dengan air sangat jernih dan menyejukkan. 

Di sana hiduplah beraneka jenis ikan dengan tenang dan damai, bermain-main dan bersembunyi di bawah daun tunjung yang berwarna nila, yang sedang berbunga dengan berbagai macam warna. 

Ada kumbang yang mengerubuti bunga tunjung yang sedang mekar-mekarnya, juga beberapa pepohonan yang tumbuhnya sangat lebat dan berbuah sangat banyak.

Burung-burung beraneka ragam, nimbrung dan bertengger disekitar telaga, seperti orang belajar sastra yang berebut mencari perguruan.  

Ada seekor burung bangau (Pedanda Baka) yang selalu loba dan bernafsu, karena itu para ikan ketakutan melihat burung Bangau (Pedanda Baka) yang ada di tepi telaga karena selalu ingin memangsa keluarganya.  

Geram hati sang Pedanda Baka karena ikan terlalu lincah dan sudah waspada, lalu niat jahatnya muncul untuk memperdaya si ikan dengan merubah prilaku berpura pura bagaikan seorang yang sadu atau baik (saleh).  

Upaya yang dilakukan adalah dengan merubah penampilan burung bangau (Pedanda Baka) dengan memakai anting putih, membawa genitri dan ketu yang warnya serba putih, layaknya seperti pendeta suci yang taat menjalankan tapa, brata, yoga, semadi.

Suara dan tutur katanya berubah pelan dan meyakinkan seputar kesucian sidhanta atau pedanda seperti sebagai seorang pendeta yang utama.
*

Mata burung bangau seperti bersikap agra nasika menyerupai yogi yang sedang bermeditasi yang mencakupkan tangan tat twa suksma, berjapa mantra (mengucapkan mantra tanpa dimengerti oleh siapa pun) memakai sruti puja Sang Hyang Surya, semua itu dia lakukan untuk menutupi prilakunya yang sangat jahat. 

Adanya perubahan total Pedanda Baka membuat ikan-ikan kagum mendengar dan melihatnya, dan ingin mendekati burung Bangau (Pedanda Baka). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline