Lihat ke Halaman Asli

Jemarimu Berikan Cahaya untuk Indonesia

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13988247411624981094

Indonesiaku sayang Indonesiaku malang. Indonesia adalah negara demokrasi yang berlandaskan pancasila. Keanekaragaman etnik di Indonesia menjadikannya negara unik dengan ciri khusus di mata dunia. Oleh karena itu sudah sepatutnya kita berbangga dapat menjadi bagian dari negara yang kaya dan tangguh serta istimewa bernama Indonesia. Tinggal dengan berjuta-juta keanekaragaman sosial budaya dan keanekaragaman satwa serta gugusan ribuan pulaunya yang indah. Namun untuk menjadikan negara kita menjadi negara yang maju dan menjadi negara adidaya tidaklah cukup hanya berbangga saja, tengoklah sistem politik yang carut marut di Indonesia yang seolah menjadi duri dalam daging serta kanker yang mematikan bagi kemajuan negara.

Demokrasi  merupakan sistem pemerintahan yang samapai saat ini masih terbaik untuk Indonesia dimana rakyat dapat memberikan haknya terhadap keberlangsungan nasib dan masa depan bangsa Indonesia. Tahun 2014 adalah tantangan bagi Indonesia untuk mewujudkan ekstensibilitas bangsa di mata dunia melalui pemilu. Pemilu adalah pemilihan pertama yang memungkinkan rakyat untuk memilih presiden secara langsung dan cara pemilihannya benar-benar berbeda dari pemilu sebelumnya. Dimana suara dari setiap rakyat Indonesia memberikan pengaruh yang amat besar demi keberlangsungan dan kesuksesan negara. Namun, ironisnya di era pengetahuan yang semakin maju dan perkembangan teknologi saat ini banyak orang yang nyaman dan lebih memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Dimana seharusnya pola pikir rakyat Indonesia semakin maju ke depan dan cerdas, malah sebaliknya semakin mengalami kemerosotan pola pikir dan bukan malah bergerak maju tetapi bergerak mundur pola pikirnya.

Keengganan masyarakat dikarenakan takutnya kesalahan dalam hak pilih sehingga menghasilkan pemimpin yang tidak tepat. Namun berdasarkan teori demokrasi klasik, pemilu adalah sebuah “Transmission of Belt” dimana kekuasaan yang berasal dari rakyat dapat bergeser menjadi kekuasaan negara yang kemudian berubah bentuk menjadi wewenang pemerintah untuk melaksanakan pemerintahan dan memimpin rakyat. Sesungguhnya bukanlah ketakutan semata jikalau masyarakat Indonesia melaksanakan pemilu sesuai dengan asas pemilu yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Sudah sepatutnya Indonesia bangga jika seorang pemimpin menghasilkan kebijakan yang tepat serta mampu memimpin rakyat Indonesia ke arah yang lebih baik.

Sudah saatnya kita buka mata kita, “Indonesia Tidak Butuh Dunia, Tetapi Dunia Membutuhkan Indonesia”. Satu suara berperan penting sebagai bentuk paling riil dari demokrasi dan wujud paling konkret keikutsertaan rakyat dalam kesuksesan penyelenggaraan suatu negara. Oleh karena itu, sistem dan penyelenggaraan pemilu hampir selalu menjadi pusat perhatian utama karena melalui penataan, sistem dan kualitas penyelenggaraan pemilu diharapkan dapat benar-benar mewujudkan pemerintahan yang demokratis. Sekarang kita sudah mulai menghitung mundur Pemilihan Presiden yang sebentar lagi akan berlangsung, dan kini Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang berani mengambil kebijakan yang mampu membangun kembali Indonesia di mata dunia. Marilah kita tumbuhkan rasa dan paradigma pola pikir bahwa betapa pentingnya pemilu bagi sebuah keberlangsungan dan kesuksesan proses penyelenggaraan sebuah negara, karena pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat, sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh legitimasi, sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam proses politik, dan sarana untuk melakukan penggantian pemimpin secara konstitusional. Indonesia pasti bisa selangkah maju dari tahun sebelumnya untuk bersaing dengan sistem politik yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline