Lihat ke Halaman Asli

Berbohong untuk Kejujuran

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pak Mudin adalah seorang pencari kayu bakar yang hidupnya sangat pas-pasan klo ga mau dikatakan serba kekurangan,pada suatu hari pak Mudin sebagaimana biasanya menuju ke tepi danau tuk mencari seikat kayu bakar yang kemudian akan dijual untuk menyambung hidupnya hari ini.

Karena merasa capek,pak mudin beristirahat sambil membuka bekal yang disiapkan oleh isterinya, entah mengapa mungkin karena kekenyangan atau karena kacapekan dia tertidur dengan nyenyaknya, hingga tanpa disadarinya kampak butut miliknya jatuh kedanau, saat terbangun pak Mudin bingung setelah mengetahui bahwa kapak yang merupakan modal utamanya dalam menyambung hidup dia dan isterinya tidak berada lagi didekatnya, dia bolak-balik mencari dimanakah kapaknya tersebut.

Setelah lelah mencari, pak Mudin duduk termenung dipinggiran danau, sambil memikirkan betapa sialnya dia hari ini,..dia tak tahu mesti kemana dia mencari kampak satu-satunya tersebut, sedangkan tuk membeli kampak yang baru, dia sama sekali tidak ada uang untuk membelinya. Saat dia termenung, tiba-tiba muncullah sesosok bayangan seorang pangeran yang gagah dan tampan menghampirinya dari tengah danau tersebut menghampirinya.." Wahai Pak Tua, mengapa engkau melamun dipinggiran danau ini..apakah yang tengah engkau pikirkan..?? tanyanya...Dengan gemetaran pak Mudin menjawab " wahai Tuan sesungguhnya aku ini tengah ditimpah petaka yang akan memutuskan hidup dan penghidupanku, tapi sebelumnya siapaka Tuan ini..??,.. Pangeran tersebut menjawab dengan penuh wibawa " sesungguhnya aku adalah penunggu danau ini, tak perlu kau tahu siapa namaku, aku datang hanya ingin tahu..apakah kiranya yang telah membuatmu resah, mudah2an aku bisa membantumu..!!", " Terima kasih Tuan, sesungguhnya aku sedang bingung karena kehilangan kapakku satu-satunya, yang selama ini aku gunakan sebagai alat untuk mencari kayu bakar sebagai mata pencaharianku tuk menghidupi diriku dan isteriku.." jawab pak Mudin setelah merasa tenang.." Ahh..kalau cuma itu masalahmu, biarlah aku membantumu..! jawab Pangeran penunggu danau tersebut

Pangeran tersebut menghilang dari hadapan pak Mudin, tak lama kemudian dia muncul kembali sambil membawa sebuah kapak emas bertahtakan intan berlian.." Pak Tua, apakah ini kampak yang kau cari..?? tanyanya, pak Mudin menggelengkan kepala dan menjawab " Bukan tuan Pangeran,,!! katanya,..Pangeran tersebut kembali menghilang dan tak lama kemudian dia kembali muncul sambil menenteng sebuah kampak perak yang berkilau dengan dihiasi permata-permata indah di sekeliling gagang kampak tersebut.." Apakah yang ini kampakmu pak tua..??" tanyanya kembali..Pak mudin kembali menjawab " Bukan Tuan Pangeran, kampakku tidaklah sebagus dan seindah kampak-kampak yang telah pangeran bawa tadi..!, Pangeran itu kembali menghilang, dan sejenak kemudian kembali muncul sambil membawa sebuah kampak butut dengan mata kampak yang gompel dan gagang yang kumal.." apakah ini kampak yang kau cari pak Tua..?? tanyanya, wajah pak Mudin bersumringah bahagia..dan cepat2 menjawab " Benar tuan pangeran..inilah kampak yang saya cari, saya sangat berterimah kasih pada tuan pangeran.."

" Pak Tua karena kejujuran mu, maka aku hadiahkan kampak emas dan kampak perak ini kepadamu, ambil dan bawa pulanglah semuanya.."..sebelum pak Mudin mengucapkan terima kasih, pangeran tersebut menghilang dari hadapannya, dengan gembira pak Mudin pulang kerumahnya dengan membawa ketiga kampak yang dihadiahkan oleh Pangeran penunggu danau.

Sekitar setahun lewat dari kejadian pertama, isteri pak mudin yang sedang mencuci, tergelincir, hanyut dan hilang didanau yang sama, pak mudin segera pergi menuju danau tersebut, dia benar-benar kebingungan, tiba-tiba dia teringat pada Pangeran penghuni danau yang telah membantunya setahun yang lalu, dia memanggil-manggil pangeran tersebut untuk meminta bantuannya..tak lama berselang pangeran tersebut muncul, dan bertanya.." wahai pak tua, ada apakah kau memanggilku..apakah ada sesuatu yang menimpamu didanau ini..??", Benar Tuan Pangeran, isteriku baru saja hanyut dan tenggelam di danau ini, aku mohon bantuanmu tuan pangeran..!!" kata pak mudin penuh harap,.." Baiklah..!! kata pangeran tersebut, lalu menghilang, sekejap kemudian dia muncul kembali dengan membawa JULIA PEREZ.." apakah ini isterimu yang hilang itu pak Tua,,?? tanyanya..setelah terdiam sejenak pak Mudin menjawab.." BENAR ..tuan pangeran..", tiba-tiba pangeran tersebut murka dan menghardik pak Mudin " Pak Tua..kemana kejujuranmu yang ku hargai dahulu...kau akan aku kutuk menjadi ikan penghuni danau ini..karena kau telah berbohong..!! katanya...Pak mudin ketakutan dan segera bersujud.." Maafkan aku tuan Pangeran..mohon dengarkan penjelasanku terlebih dahulu..!! pintanya..

Pangeran penghuni danau tersebut diam dan mempersilahkan pak Mudin menjelaskan alasannya, " begini tuan Pangeran, sebenarnya aku sendiri tahu bahwa yang tuan pangeran bawa bukanlah isteriku, karea isteriku hanya seorang perempuan tua, yang renta dan buruk rupa, akan tetapi..andai saat pangeran membawa JP tadi dan aku berkata tidak, pasti pangeran kembali akan membawa Dewi Persik..dan bila aku juga mengatakan tidak, baru pangeran akan membawa isteriku yang asli, dan karena kejujuranku..pangeran pasti akan menghadiahkan aku dan menyuruh aku membawa pulang ketiganya kerumahku.. Aku orang miskin tuan pangeran, dan aku juga sudah tua...mana sanggup aku menghidupi ketiganya..!!..Pangeran penghuni danau tersebut hanya terdiam dan menahan tawa mendengar penjelasan dari Pak Mudin...akhirnya pangeran penghuni danau mengembalikan isteri Pak mudin dan memberikannya sekantung uang emas untuk bekal kehidupan mereka berdua..!!

Cerita ini saya dapatkan pada saat melakukan perjalan kesuatu daerah, didalam pesawat yang telah disediakan oleh awaknya sebagai pelepas penat dan penghilang stress..saya lupa siapa yang mengarang cerita ini..saya mohon maaf, bila banyak redaksinya yang saya robah..karena majalah tersebut khan ga boleh dibawa pulang..hehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline