Lihat ke Halaman Asli

Merpati Ingkar Janji Lagi

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MERPATI INGKAR JANJI LAGI

Ponsel bunyi tanda ada sms masuk yang isinya, “ Pelanggan Merpati Yth karena alasan operasional penerbangan untuk 1 Februari sampai dengan 31 Maret 2014 tidak ada penerbangan (cancelled)…”. Sebenarnya sms dari Merpati sering saya terima yang isinya penundaan keberangkatan atau cancelled flight karena alasan cuaca, tapi sms yang terakhir tadi buat saya agak kesel juga. Lha gimana gak kesel saya sudah punya tiket untuk beberapa perjalanan yang connecting flight dengan penerbangan lain karena perjalanan saya dilakukan dengan dua kali penerbangan dengan maskapai lain. Cari-cari berita tentang kenapa Merpati gak terbang ada yang bilang avtur di stop Pertamina karena gak bayar utang, ada yang bilang karena low season, penumpang sedikit penerbangan ke daerah tertentu di batalkan. Lah… lama-lama ada berita lagi penerbangan daerah ramai juga dibatalkan, itu saya alami dengan dapat sms berikutnya yang isinya cancelled flight untuk penerbangan ke Denpasar.

Keberadaan maskapai Merpati untuk rute daerah kota besar memang tidak terlalu berarti karena masih banyak maskapai lainnya tetapi dengan kota kecil sebagai jalur perintis yang jika dilalui dengan jalan darat dan laut memakan waktu berhari-hari akan sangat berarti. Memang sangat disayangkan jika maskapai plat merah ini libur sementara waktu apalagi sampai perusahaannya ditutup akan berdampak bagi masyarakat yang hidup dan bekerja di daerah terpencil. Aktivitas bisnis dan pemerintahan akan terganggu sehingga akan mengganggu perekonomian daerah tersebut. Misalnya, Daerah Nusa Tenggara Timur terdiri kabupaten yang luas dan berbukit serta ada kabupaten yang terletak di satu pulau kecil yang rata-rata mempunyai bandara kecil sangat membutuhkan turunnya sang Merpati. Kabar Maskapai Merpati merugi konon katanya sampai gak bisa bayar pilot sampai mogok kerja karena gaji belum dibayar (http://www.tempo.co/read/news...) merupakan alasan yang membingungkan karena tingkat okupansi penumpang selalu penuh apalagi untuk daerah tertentu yang tidak setiap hari ada penerbangan dan dari segi harga tiket terhitung mahal jika dibanding dengan tiket penerbangan maskapai LCC (low cost carrier) rute Surabaya-Jakarta. Walaupun ada maskapai pesaing lain di Nusa Tenggara Timur seperti Transnusa dan Susi Air bahkan Garuda dan Wings Air sudah jadi follower-nya jalur Merpati tapi tidak seluas merpati hinggap, sehingga kebutuhan adanya Mbak Mer ini benar-benar tinggi.

Aktivitas perjalanan dinas cukup banyak yang dilakukan pelaku bisnis, jajaran birokrasi, perusahaan swasta dan perbankan memerlukan waktu tempuh yang cepat, apalagi rata-rata kantor wilayah unit kerja perusahaan swasta dan pemerintah terletak di ibukota propinsi NTT/NTB atau Denpasar dan Jakarta memerlukan tersedianya maskapai penerbangan yang bisa menfasilitasi mereka. Merpati salah satu penerbangan yang bisa diharapkan karena jangkauannya luas sampai dengan kabupaten kecil yang mempunyai bandara tentunya. Moda transportasi lainya hanya melalui darat dan laut yang dikelola PT Pelni yang saat ini sering tidak berlayar karena keadaan cuaca tidak menentu yang dianggap membahayakan pelayaran, itupun pada hari-hari cuaca normal tidak setiap hari ada pelayaran.

Diperlukan upaya serius dari pemerintah untuk menata kembali agar sang Merpati bisa terbang ke seluruh Indonesia, siapapun pimpinanya atau mau diapakan tuh perusahaan keliatannya bukan itu yang dibutuhkan masyarakat. Masyarakat hanya membutuhkan kemudahan transportasi udara yang handal yang menjangkau ke daerah terpencil, akses lintas nusantara yang selama ini jagoannya adalah Merpati jangan sampai menghilang di telan bumi gara-gara urusan perusahaan yang beritanya jadi alat politik, jadi sapi perahan DPR, manajemen yang tidak profesional, mau KSO dengan pihak lain tapi gak beres-beres. (http://bisnis.liputan6.com/read/...). Saya jadi ngebayangin teman-teman yang bertugas di tempat terpencil yang akan kesulitan untuk pulang menengok keluarga di pulau Jawa tidak bisa pulang karena tidak ada pesawat, dan harus menggunakan kapal laut yang waktu tempuh sampai empat hari. Para pimpinan unit perbankan, instansi pemerintah, manajer perusahaan swasta yang kebanyakan berasal dan bertempat tinggal di Jawa kemungkinan akan enggan di tempatkan di luar pulau Jawa jika akses transportasi tidak memadai walaupun di gaji besar.

Ayo dong mbak Mer, perbaiki dirimu agar engkau bisa mengepakkan sayapmu kembali ke penjuru nusantara, walaupun kamu sering ingkar janji tapi aku masih butuh keberadaanmu…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline