Lihat ke Halaman Asli

Begundal Perundung Penjual Jalangkote Itu Berujung Penjara

Diperbarui: 22 Mei 2020   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tak disangka di tengah pandemi Covid-19 yang seharusnya digunakan untuk introspeksi diri, di Sulawesi Selatan tepatnya Kabupaten Pangkep tersebar luas perbuatan tidak terpuji yang dilakukan segerombolan anak kampung terhadap bocah penjual Jalangkote (pastel) keliling.

Bocah yang berbadan tambun ini kerap menjadi korban perundungan atau bullying oleh sekelompok pemuda di Pangkep, Sulawesi Selatan.

Namun, dibalik sosok tambunnya tidak membuatnya minder, sebaliknya bocah ini merupakan anak periang, pekerja keras dan bertanggung jawab dan memiliki perhatian tinggi terhadap keluarga. Jauh berbeda dengan begundal-begundal yang sok berkuasa itu, terlihat kerdil dihadapan RZ (12) tahun.

Begundal-begundal itu tak bertanggungjawab, lontang-lantung mengindahkan etika pendidikan, sak enak udele membully bocah penjual jalangkote, RZ (12) di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan yang usianya jauh berbeda. Bukannya memberi contoh yang baik, ini malah membuat onar dan ingin tenar melalui cara bar-bar.

Dalam video yang viral di media sosial, tampak RZ mendapat kekerasan dari salah seorang pemuda. RZ merupakan warga Jalan Batu Merah, Kelurahan Tala, Kecamatan Tala, Kabupaten Pangkep.

Keseharian RZ menjajakan jajanan jalangkote dengan mengendarai sepeda.
Ketika itu, sekelompok pemuda menghadang RZ.

Sekelompok pemuda itu salah seorang diantaranya bernama Firdaus (26) yang melakukan penganiayaan terhadap RL hingga tersungkur bersama sepedanya di lapangan berumput.

Firdaus, pelaku perundungan merupakan warga Tanete, Kelurahan Bonto-bonto Kecamatan Ma'rang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Akibat ulah liarnya ke delapan pemuda ini harus berurusan dengan hukum dan berujung penjara.

Meski beberapa kali ibunya melarang untuk berjualan, namun bocah kelas 5 Sekolah Dasar memiliki tekad begitu kuat untuk membantu perekonomian keluarga itu tetap saja melakoninya. Salut buat RZ.

Setiap hari selama pandemi virus Corona melanda, RZ hanya berhasil mendapat keuntungan maksimal sebanyak 10 ribu rupiah saja. Dua ribu rupiah dari keuntungan itu dia ambil untuk belanja, sedangkan 8 ribu rupiah sisanya diberikan pada orang tuanya untuk menambah perekonomian termasuk pembelian susu dan popok untuk adiknya yang masih berusia 1 bulan.

Dahlia, ibu korban mengetahui jika anaknya kerapkali mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan alias bully oleh sekelompok anak muda jika sedang berjualan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline