Lihat ke Halaman Asli

[Resensi Novel] Dokter Juga Manusia, lho

Diperbarui: 5 November 2018   01:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://bukurepublika.id/products/detail/354/Dokter-yang-Dirindukan

Kalau Ingin MENJADI DOKTER untuk GAYA-GAYAAN -- GLAMOR -- MERASA SUPERIOR

Lupakan! Kuburkan saja cita-cita untuk menjadi dokter secepatnya. Masih banyak karier lain yang membuat kamu bisa mendapatkan semua yang di atas, bukan profesi dokter.

Inilah karier yang akan membuatmu merasa betapa dangkalnya ilmu manusia dan betapa hebatnya kuasa Tuhan. Inilah profesi yang dapat membuatmu lebih menghargai setiap detak jantung manusia karena ia biasa berhenti secara tiba-tiba, kapan saja. Ia juga menuntut pengorbanan besar dari kamu, demi menyelamatkan nyawa manusia.

Kamu menjadi penonton setiap drama tragis dan bahagia yang silih berganti saban hari. Kamu menjadi pelakon dalam transisi hidup dan mati. Kalau ia sungguh diniatkan untuk Ilahi, pasti akan menundukkan hati.

Pada saat kamu berhasil menyelamatkan nyawa atas izin-Nya, kala pasien mulai membuka mata dan mengukir senyuman manisnya, diiringi anggota keluarga yang merangkul atau menjabat tanganmu dengan penuh haru dan mata yang berkaca-kaca, maka saat itulah kamu akan sadar bahwa inilah profesi yang "paling kaya", dan kamu rela begadang, mengerahkan seluruh tenaga hingga nyaris tak tersisa. Karena kamu tahu "rasa itu" tak akan mampu dibeli oleh segunung harta atau materi apa pun di dunia.

Atas dasar itulah Dokter yang Dirindukan ini ditulis, untuk menginspirasi dan saling berbagi. Ia tulus dari hati supaya bisa menyentuh hati. Bacalah dengan nama-Nya. Baca!

"Setiap diagnosis itu hakikatnya datang dari-Nya, dan dokter hanyalah perantara."

Penerbit Republika belum lama ini menerbitkan novel non fiksi terbaru. Dokter yang Dirindukan. Sesuai dengan judulnya, keseluruhan cerita dalam novel ini berkaitan dengan pekerjaan dokter, perawat dan tenaga medis lainnya. Novel ini disusun oleh penulis terkenal, Asma Nadia, dan 7 dokter yang mengabdi di negara tetangga, yaitu Malaysia.

Aku yang pernah menjadi pasien di sebuah rumah sakit, setelah membaca novel ini baru tersentuh untuk lebih menghargai dokter dan perawat yang telah melayaniku ketika aku dirawat di rumah sakit. Pekerjaan mereka ternyata sungguh berat. Karena ada taruhan nyawa pada setiap detik dalam pekerjaan mereka. Banyak masyarakat yang memandang hina, mencaci maki para tenaga medis ketika harapan atas kesembuhan tidak terpenuhi atau pelayanan yang diterima tidak memuaskan. Menurutku, mungkin memang ada 'oknum tenaga medis' yang tidak mengerjakan tugasnya dengan benar. Namun, banyak tenaga medis yang dari awal memang memiliki niat untuk mengabdikan dirinya pada masyarakat terkhusus mengenai kesehatan.

Berbagai kisah mengenai dokter ada disini. Baik kehidupannya yang berperan sebagai seorang suami/istri atau anak maupun kehidupannya yang memilik peran penting untuk menyelamatkan kehidupan orang lain yang menjadi pasien mereka. Ada cerita tentang seorang dokter yang berperan sebagai suami, harus menolong istrinya yang mau melahirkan namun alat-alat medis yang ada terbatas dan pada akhirnya hanya salah satu yang bisa ia selamatkan. Namun, di lain kesempatan menangani pasien dengan peristiwa yang sama, dokter tersebut dapat berhasil menyelamatkan keduanya. 

Ada juga dokter yang ingin bertemu istrinya namun ketika diperjalanan ia mengalami kejadian horor dengan bertemu 2 sosok yang tidak dikenal. Selain itu, ada cerita mengenai perjuangan dokter yang harus mengorbankan waktu istirahatnya untuk keluarga demi menolong masyarakat yang membutuhkan pertolongannya. Di cerita yang lain, ada dokter yang sekaligus berperan sebagai istri harus merelakan bayinya karena kecelakan dalam pekerjaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline