Lihat ke Halaman Asli

Jawamart Jawamart

Karyawan / Dosen Komunikasi

Duka Gempa Bumi di Ciajur, Jawa Barat

Diperbarui: 22 November 2022   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

DUKA GEMPA BUMI DI CIANJUR, JAWA BARAT

Oleh : Riyanto

Gempa yang terjadi di Cianjur, hari Senin tanggal 20 November 2022, dengan skala 5,6 magnitudo mengguncang wilayah Cianjur, Jawa Barat. Peristiwa itu sudah pasti mengagetkan seluruh komponen yang ada di wilayah Cianjur yang berdampak langsung dari gempa tersebut maupun masyarakat sekitar yang ikut merasakan imbas dari gempa.

Berbagai laporan yang berlangsung di media sosial silih berganti melaporkan kejadian yang menimpa terutama di sekitar pelapor yang memgang akun media sosial. Angka demi angka bergerak mencatat jumlah korban yang meninggal, luka berat maupun ringat berfluktuasi umumnya bergerak naik. Gempa yang berpusat di kedalaman 10 KM itu merusak sejumlah bangunan dan infrastruktur yang ada di wilayah Cianjur dan sekitarnya.

Ketika gempa berlangsung suasana kacau dan tidak sedikit gedung yang rusak akibat guncangan yang terjadi. Masyarakat panik dan berhamburan tidak jelas ke arah mana tujuan yang hendak dicapai, yang penting mereka terselamatkan dari malapetaka yang sedang melanda. Para tokohlah sebuah harapan, untuk dapat menenangkan kekacauan dengan ujaran santun dan mendinginkan suasana.

Memang tidak sedikit korban yang tertelan oleh gempa bumi, baik nyawa, harta benda dan bahkan kesempatan juga ikut raib tertelan dasyatnya gempa. Ini juga mengingatkan peristiwa-peristiwa sebelumnya, di Yogyakarta, di Makasar, di Nias dan tempat lainnya yang mengalami gempa yang tak kalah dasyat. Memang setiap tempat memiliki perbedaan dalam tata cara penanganan gempa, sungguhpun tata cara penanganan gempa juga sudah memiliki standar baku, namun juga tidak menafikan kesiapan setiap daerah dalam menangani setiap terjadi peristiwa bencana, baik karena kelalaian manusia maupun karena peristiwa alam.

Yang pasti duka cita akibat bencana perlu dicarikan jalan keluar, agar masyarakat tidak trauma berkepanjangan dan bisa segera beraktivitas secepat mungkin, ini harapan setiap orang sehingga selekas mungkin dapat melupakan peristiwanya dan kembali meraih asa yang diinginkan. Berapapun jumlah korban nyawa, harta benda dan ataupun kesempatan, semua itu harus segera disadari bahwa memang kemampuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa itu memiliki keterbatasan. Sehingga juga diperlukan upaya-upaya religi untuk mengingatkan kembali hakekat manusia seutuhnya.

Setiap peristiwa itu sadar ataupun tidak sadar ada hikmah yang terkandung di dalamnya, hanya saja kemampuan setiap orang untuk menerima keadaan itu memiliki perbedaan dan keterbatasan. Bagi yang bisa menerima kenyataan sudah pasti segera menyadari dan akan bangkit kembali untuk menjalani aktivitas kodrati sebagai manusia, tetapi bagi yang tidak dapat menerima, ada hal-hal yang diratapi dan bahkan sampai lupa diri dalam menyikapi hal yang sudah terjadi. Atau dapat dikatakan sebagai suasana kekosongan yang dapat diisi dengan hal-hal lain.

Kekosongan ruang dan waktu jika dibiarkan akan menjadi sebuah kemunduran, namun juga kekosongan itu juga jangan dimanfaatkan untuk hal-hal yang dapat memberikan keuntungan, baik untuk diri sendiri, kelompok maupun golongan. Banyak orang yang mampu membaca keadaan seperti ini dan tidak sedikit yang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan politik. Terlebih dalam waktu menjelang tahun politik, yang memungkinkan dapat meningkatkan nilai konstelasi bagi para pihak yang berkecimpung dalam bidang politik.

Banyak orang menggunakan kesempatan di tengah kesempitan atau di atas orang menderita. Sekilas memang memberikan bantuan, penghiburan dan bahkan sampai kepada lubuk hati yang dalam untuk ikut berempati menerima kenyataan guncangan gempa bumi yang melanda. Namun dibalik peristiwa itu tidak sedikit yang mengharapkan imbalan, baik langsung maupun tidak langsung. Apapun imbalan yang akan terjadi, ini merupakan hal yang tidak pantas dan tidak patut dilakukan, siapapun orangnya. Sudah bukan tempat yang layak untuk mengunggah suatu peristiwa alam seperti gempa bumi dan lain sebagainya untuk dimaknai sebagai sesuatu yang dapat menghasilkan keuntungan lewat pendekatan dan cara-cara politik. Dengan kata lain jangan membuat jebakan yang akan menyulitkan diri sendiri di kemudian hari, termasuk kesulitan bagi kelompok dan organisasinya.

Sebagai manusia yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa memiliki kesamaan derajat, kesamaan hak dan juga kesamaan kewajiban, baik kepada sesame manusia, maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga sudah sewajarnya kita mencintai sesame manusia, sesama anak bangsa maupun sesama warga negara, sehingga sikap tenggang rasa ini dapat menumbuhkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain, dan merupakan perbuatan yang dapat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Kesadaran untuk melakukan kegiatan kemanusiaan, sehingga dapat menumbuhkan keyakinan untuk membela yang benar berdasarkan nilai keadilan, sehingga untuk menjaga suasana itu perlu adanya sikap saling menghormati dan dapat bekerja sama dengan sesama manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline