Lihat ke Halaman Asli

Penulis Senja

Guru Honorer

Pro dan Kontra Kebijakan Pemerintah Soal Kontrasepsi Pelajar

Diperbarui: 7 Agustus 2024   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sragen, 7 Agustus 2024 -- Kebijakan pemerintah yang baru mengenai distribusi kontrasepsi untuk pelajar telah memicu perdebatan sengit di masyarakat. Program ini bertujuan untuk mengurangi angka kehamilan remaja dan penyakit menular seksual (PMS) di kalangan pelajar, namun langkah ini menuai berbagai reaksi, baik yang mendukung maupun yang menentang.

Pro Kebijakan:

Pendukung kebijakan ini menegaskan bahwa distribusi kontrasepsi kepada pelajar merupakan langkah penting dalam upaya kesehatan masyarakat. Mereka percaya bahwa pendidikan dan akses terhadap kontrasepsi dapat mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan serta penyebaran PMS di kalangan remaja. "Kita harus realistis dan menghadapi fakta bahwa remaja aktif secara seksual. Memberikan mereka akses ke kontrasepsi adalah cara terbaik untuk melindungi kesehatan mereka dan mencegah konsekuensi yang tidak diinginkan," ujar Dr. Anita Wijaya, seorang pakar kesehatan reproduksi.

Para pendukung juga berargumen bahwa kebijakan ini disertai dengan program pendidikan seksual yang komprehensif. "Kami tidak hanya memberikan kontrasepsi, tetapi juga memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi dan pentingnya hubungan yang sehat. Ini adalah bagian dari pendekatan holistik untuk mendukung kesejahteraan remaja," kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam konferensi pers.

Selain itu, data statistik menunjukkan bahwa negara-negara dengan akses luas terhadap kontrasepsi dan pendidikan seksual yang baik memiliki angka kehamilan remaja yang lebih rendah. "Kita harus belajar dari pengalaman negara lain dan mengadopsi kebijakan yang terbukti efektif dalam mengatasi masalah ini," tambah Dr. Anita.

Kontra Kebijakan:

Di sisi lain, kebijakan ini mendapat kritik tajam dari berbagai kalangan. Beberapa pihak berpendapat bahwa memberikan kontrasepsi kepada pelajar dapat mendorong perilaku seksual yang lebih bebas dan tidak bertanggung jawab. "Memberikan kontrasepsi kepada pelajar dapat memberi mereka sinyal bahwa aktivitas seksual di usia muda adalah hal yang normal dan diterima, yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan budaya kita," ujar Hendra Saputra, seorang aktivis pendidikan dan moral.

Kritik juga datang dari kelompok agama yang menyatakan bahwa kebijakan ini bertentangan dengan ajaran moral dan agama. "Kebijakan ini merusak nilai-nilai moral yang kami tanamkan kepada anak-anak kami. Pemerintah seharusnya fokus pada pendidikan moral dan karakter, bukan mempromosikan penggunaan kontrasepsi," kata Ustadz Ahmad Mubarok, seorang tokoh agama terkemuka.

Selain itu, beberapa orang tua juga merasa tidak nyaman dengan kebijakan ini. "Sebagai orang tua, saya ingin menjadi pihak yang mengedukasi anak-anak saya tentang seksualitas. Pemerintah tidak seharusnya mengambil alih peran ini," ujar Sri Wahyuni, seorang ibu dari dua anak remaja.

Diskusi Pembaca:

1. Apakah Anda mendukung kebijakan pemerintah untuk mendistribusikan kontrasepsi kepada pelajar? Mengapa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline