Sragen, 26 Juli 2024 -- Dalam era digital yang semakin maju, pentingnya membaca tetap tak tergantikan. Membaca bukan hanya tentang memperoleh informasi, tetapi juga tentang membentuk pemikiran kritis, memperluas wawasan, dan mengembangkan empati. Di tengah gempuran teknologi yang menawarkan hiburan instan, kekuatan membaca menjadi lebih relevan dan mendesak untuk dibahas.
Membaca memiliki dampak yang luar biasa pada perkembangan individu dan masyarakat. Dr. Anita Susilo, seorang pakar literasi dari Universitas Indonesia, menjelaskan, "Membaca memungkinkan seseorang untuk mengeksplorasi dunia tanpa batas, menambah pengetahuan, dan mengasah keterampilan berpikir kritis. Ini adalah fondasi dari pendidikan yang berkualitas."
Penelitian menunjukkan bahwa membaca secara rutin dapat meningkatkan kemampuan kognitif, memperluas kosakata, dan memperbaiki keterampilan menulis. Selain itu, membaca juga berkontribusi pada kesehatan mental dengan mengurangi stres dan meningkatkan fokus. "Ketika kita membaca, kita memberi otak kita latihan yang dibutuhkan untuk tetap tajam dan aktif. Ini seperti olahraga untuk pikiran," tambah Dr. Susilo.
Di sisi lain, membaca juga memainkan peran penting dalam membangun empati. Dengan membaca cerita dan pengalaman dari berbagai perspektif, pembaca dapat lebih memahami dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. "Empati adalah keterampilan sosial yang sangat penting, dan membaca fiksi, khususnya, dapat membantu mengembangkan empati dengan cara yang sangat efektif," kata Dr. Rahmawati, seorang psikolog sosial dari Universitas Gadjah Mada.
Untuk mendorong kebiasaan membaca, pemerintah dan berbagai organisasi non-pemerintah telah meluncurkan berbagai inisiatif. Program-program seperti "Gerakan Literasi Nasional" dan kampanye "Indonesia Membaca" bertujuan untuk meningkatkan minat baca di kalangan anak-anak dan remaja. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, menyatakan, "Kami berkomitmen untuk membangun budaya membaca yang kuat di Indonesia. Membaca adalah kunci untuk membuka pintu-pintu kesempatan dan mengatasi berbagai tantangan di masa depan."
Namun, tantangan masih ada. Akses terhadap buku dan bahan bacaan berkualitas masih terbatas di banyak daerah, terutama di pedesaan. Program distribusi buku dan pengembangan perpustakaan komunitas menjadi solusi yang penting untuk mengatasi masalah ini. "Kita perlu memastikan bahwa setiap anak di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap bahan bacaan yang bermanfaat dan menarik," tambah Makarim.
Selain itu, peran keluarga juga sangat penting dalam menumbuhkan minat baca. Orang tua dianjurkan untuk menjadi teladan dengan menunjukkan kebiasaan membaca yang baik dan menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas membaca di rumah. "Ketika anak-anak melihat orang tua mereka membaca dan menikmati buku, mereka lebih mungkin untuk mengembangkan kebiasaan yang sama," kata Dr. Susilo.
Dalam dunia yang semakin terhubung dan kompleks, kemampuan membaca yang baik adalah alat yang sangat kuat. Dengan membaca, kita tidak hanya meningkatkan diri kita sendiri tetapi juga memperkuat masyarakat kita. Membaca adalah jendela ke dunia pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas, dan kekuatannya tidak boleh diremehkan.
Penulis: Jawahirul Ahyar
Sumber: Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H