Lihat ke Halaman Asli

Penulis Senja

Guru Honorer

Lokiarchaea: Penghubung Antara Kehidupan Sederhana dan Kompleks

Diperbarui: 7 Juni 2024   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Created by AI

Lokiarchaea adalah kelompok mikroba yang ditemukan di lingkungan ekstrim dekat ventilasi hidrotermal di dasar laut. Penemuan mereka menjadi terobosan besar dalam bidang mikrobiologi dan evolusi karena mereka dianggap sebagai potensi penghubung antara bentuk kehidupan sederhana (prokariotik) dan kompleks (eukariotik). 

 Penemuan dan Signifikansi

Lokiarchaea pertama kali ditemukan pada tahun 2010 oleh tim peneliti dari Swedia dan Jepang di ventilasi hidrotermal yang terletak di Laut Arktik, di wilayah yang dikenal sebagai "Kastil Loki". Nama Lokiarchaea diambil dari Loki, dewa Norse yang dikenal karena kemampuannya berubah bentuk, yang menggambarkan sifat unik mikroba ini dalam evolusi kehidupan.

 Karakteristik Lokiarchaea

Lokiarchaea adalah bagian dari superfilum Asgard archaea, yang juga mencakup mikroba lain seperti Thorarchaeota, Odinarchaeota, dan Heimdallarchaeota. Mikroba ini menunjukkan karakteristik yang unik dan kompleks yang tidak biasa ditemukan pada archaea lainnya:

1. Genom Kompleks: Lokiarchaea memiliki genom yang mengandung banyak gen yang sebelumnya hanya ditemukan pada eukariota. Gen-gen ini terkait dengan struktur sel, pengangkutan molekul, dan pengaturan membran sel, yang semuanya penting untuk fungsi seluler kompleks.

2. Struktur dan Fungsi: Lokiarchaea menunjukkan adanya struktur intraseluler yang lebih kompleks dibandingkan dengan archaea lainnya, yang mendekati beberapa fitur dasar dari sel eukariotik.

 Implikasi untuk Evolusi Kehidupan

Penemuan Lokiarchaea memiliki implikasi besar untuk memahami evolusi kehidupan di Bumi. Mikroba ini mungkin merupakan bentuk transisi antara prokariota (seperti bakteri dan archaea sederhana) dan eukariota (organisme dengan sel kompleks yang memiliki nukleus, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia). Berikut beberapa poin penting:

1. Teori Endosimbiosis: Temuan ini mendukung teori endosimbiosis, yang menyatakan bahwa sel eukariotik pertama muncul dari interaksi simbiotik antara archaea dan bakteri. Lokiarchaea mungkin merupakan nenek moyang dari arkea yang menjalin hubungan simbiotik dengan bakteri untuk membentuk sel eukariotik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline