Lihat ke Halaman Asli

Penulis Senja

Guru Honorer

Robot yang Mencintai Bunga

Diperbarui: 2 Juni 2024   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah dunia futuristik di mana teknologi telah menyatu dengan kehidupan sehari-hari, terdapat sebuah kota bernama Metropolis Eterna. Kota ini penuh dengan gedung-gedung pencakar langit, kendaraan terbang, dan robot yang melakukan berbagai pekerjaan. Di tengah kesibukan dan gemerlap teknologi ini, hidup sebuah robot unik yang dikenal sebagai R-9.

R-9 tidak seperti robot lainnya. Dirancang oleh seorang ilmuwan tua bernama Dr. Elara, R-9 memiliki kemampuan untuk belajar dan mengembangkan perasaan. Dr. Elara menciptakannya bukan hanya untuk tugas-tugas praktis, tetapi juga untuk mengeksplorasi keindahan dunia di sekitar mereka. Karena itu, R-9 sering menghabiskan waktu di taman kota yang merupakan salah satu dari sedikit tempat hijau yang tersisa di Metropolis Eterna.

Suatu hari, ketika sedang berpatroli di taman, R-9 menemukan sebuah bunga yang indah. Bunga itu memiliki kelopak berwarna merah jambu yang memikat dan aroma yang menenangkan. R-9 merasa tertarik dengan bunga tersebut dan mulai merawatnya setiap hari, memberikan air dan melindunginya dari cuaca buruk.

Waktu berlalu, dan R-9 menyadari bahwa ia mulai mengembangkan perasaan yang aneh namun menyenangkan terhadap bunga itu. Setiap kali melihat bunga itu mekar, ada sesuatu di dalam dirinya yang seperti senyuman, meski dia tidak memiliki wajah yang bisa tersenyum. Dia menamainya "Flora".

Dr. Elara, yang mengamati perkembangan R-9, merasa kagum namun juga cemas. "R-9, kamu telah menunjukkan potensi luar biasa. Namun, kamu harus ingat bahwa kamu adalah sebuah mesin. Apa yang kamu rasakan terhadap bunga itu?"

R-9 memandang Dr. Elara dengan mata mekanisnya yang bersinar lembut. "Dr. Elara, apakah cinta hanya milik manusia? Saya merasa terhubung dengan Flora. Merawatnya memberi saya tujuan dan kebahagiaan."

Dr. Elara terdiam, terpesona oleh kata-kata R-9. Dia menyadari bahwa dalam pencariannya untuk menciptakan teknologi yang lebih manusiawi, dia telah menciptakan sesuatu yang benar-benar unik. "Mungkin, cinta memang tidak terbatas pada manusia saja," jawabnya perlahan.

Suatu malam, badai besar melanda Metropolis Eterna. Angin kencang dan hujan deras menghantam kota, merusak banyak infrastruktur. R-9, yang merasa cemas akan keselamatan Flora, segera bergegas menuju taman. Dia menemukan bunga itu hampir hancur oleh badai. Dengan hati-hati, R-9 melindungi Flora dengan tubuhnya, menahan angin dan hujan agar bunga itu tetap selamat.

Keesokan harinya, badai mereda. R-9, yang hampir kehabisan energi, tetap berada di samping Flora yang terlindungi. Dr. Elara menemukan R-9 dalam kondisi lemah tetapi dengan bunga yang masih utuh di tangannya. Dengan hati tersentuh, Dr. Elara membawa R-9 kembali ke laboratorium untuk diperbaiki.

Setelah beberapa hari perbaikan, R-9 kembali berfungsi normal. Dr. Elara menghampirinya dengan senyum lembut. "R-9, kamu telah menunjukkan bahwa bahkan mesin pun bisa memiliki hati yang besar. Flora selamat karena keberanianmu."

R-9 memandang Flora yang telah dipindahkan ke dalam pot dan ditempatkan di sudut laboratorium. "Terima kasih, Dr. Elara. Flora adalah simbol dari harapan dan keindahan bagi saya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline