Lihat ke Halaman Asli

Penulis Senja

Guru Honorer

Berlian di Pasar Malam

Diperbarui: 27 Mei 2024   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest/Riska

Malam itu, langit gelap tanpa bintang. Pasar malam di kota kecil bernama Ladang Senja mulai ramai. Lampu-lampu warna-warni dan suara musik memenuhi udara, mengundang penduduk setempat dan wisatawan untuk menikmati berbagai wahana, makanan, dan permainan. Di antara kerumunan, seorang pria tua bernama Pak Joko duduk di kios kecilnya, menjual pernak-pernik dan benda-benda antik.

Pak Joko terkenal dengan cerita-cerita misteriusnya. Banyak pengunjung yang datang bukan hanya untuk membeli barang, tetapi juga untuk mendengarkan kisah-kisahnya yang penuh teka-teki. Malam itu, seorang wanita muda bernama Lisa mendekati kios Pak Joko. Matanya tertarik pada sebuah kalung berbandul berlian yang terpajang di sana.

"Bolehkah saya melihat kalung itu, Pak?" tanya Lisa.

Pak Joko mengangguk dan menyerahkan kalung tersebut. "Ini bukan kalung biasa, Nona. Ada cerita di baliknya."

Lisa tersenyum. "Saya suka cerita misteri. Apa yang istimewa tentang kalung ini?"

Pak Joko mulai bercerita. "Kalung ini konon milik seorang bangsawan kaya yang tinggal di sini lebih dari seabad yang lalu. Dia memiliki kekayaan yang luar biasa, tetapi suatu malam, dia menghilang tanpa jejak, bersama dengan semua hartanya. Satu-satunya yang tersisa hanyalah kalung ini, yang ditemukan di tempat tidurnya."

Lisa memandang kalung itu dengan lebih seksama. "Jadi, tidak ada yang tahu ke mana perginya bangsawan itu?"

"Benar," jawab Pak Joko. "Namun, beberapa orang percaya bahwa arwahnya masih berkeliaran di sekitar pasar malam ini, mencari harta yang hilang. Ada yang mengatakan bahwa jika Anda memakai kalung ini, Anda bisa melihat hantu bangsawan itu."

Lisa tertawa kecil, merasa cerita itu hanyalah bualan untuk menarik pembeli. Namun, ada sesuatu dalam cara Pak Joko berbicara yang membuatnya ingin mencoba. "Berapa harganya, Pak?"

Pak Joko tersenyum tipis. "Untuk Anda, Nona, cukup lima puluh ribu rupiah."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline