Lihat ke Halaman Asli

Penulis Senja

Guru Honorer

Sang Penjelajah Waktu

Diperbarui: 27 Mei 2024   17:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Di sebuah laboratorium tersembunyi di tengah kota, seorang ilmuwan bernama Dr. Alif Arjuna telah menemukan apa yang selama ini hanya menjadi imajinasi dalam buku-buku dan film: mesin waktu. Dr. Alif adalah seorang jenius yang menghabiskan puluhan tahun hidupnya untuk meneliti teori relativitas dan mekanika kuantum, sampai akhirnya dia berhasil menciptakan alat yang dapat memanipulasi waktu.

Mesin waktu ini tidak besar, hanya seukuran kursi roda dengan berbagai panel dan tombol yang rumit. Dr. Alif menyebutnya "Chronos". Dengan hati-hati, ia memutuskan untuk menguji mesin ini. Dia memasukkan tanggal dan waktu yang ingin dia kunjungi: tahun 2124, seratus tahun ke depan. Mesin itu mulai berdengung, dan dalam sekejap, Dr. Alif merasakan tubuhnya ditarik oleh kekuatan yang luar biasa.

Ketika dia membuka matanya, dia menemukan dirinya di masa depan. Kota yang dikenalnya telah berubah total. Gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi, teknologi canggih ada di mana-mana, dan kendaraan terbang melintas di langit. Dia berjalan-jalan menyusuri kota, merasa kagum sekaligus bingung dengan semua perubahan yang ada.

Saat berjalan, dia bertemu dengan seorang pria muda bernama Rey. Rey, yang merupakan seorang peneliti juga, terkejut mendengar cerita Dr. Alif dan mengajaknya ke laboratorium tempat dia bekerja. Di sana, Rey menunjukkan berbagai teknologi masa depan yang menakjubkan, termasuk obat untuk berbagai penyakit yang dulu dianggap tak tersembuhkan, serta sistem energi yang sepenuhnya berkelanjutan.

Namun, tidak semuanya baik di masa depan. Rey menceritakan bahwa meskipun teknologi sangat maju, dunia menghadapi masalah besar: perubahan iklim yang semakin parah dan kesenjangan sosial yang semakin lebar. Banyak orang kehilangan pekerjaan karena otomatisasi dan robotisasi, dan hanya sedikit yang memiliki akses ke teknologi canggih.

Dr. Alif merasa prihatin mendengar semua ini. Dia memutuskan untuk kembali ke masanya dan mencoba melakukan sesuatu untuk mencegah masa depan suram itu. Sebelum pergi, dia dan Rey berbagi pengetahuan dan ide tentang bagaimana mereka bisa bekerja sama lintas waktu.

Setelah kembali ke tahun 2024, Dr. Alif segera mempublikasikan penemuannya tentang energi berkelanjutan dan mulai mengadvokasi perubahan kebijakan untuk mengatasi perubahan iklim. Dia juga mengajak para ilmuwan lain untuk bekerja sama dalam menciptakan teknologi yang lebih inklusif, agar manfaatnya bisa dirasakan oleh semua orang, bukan hanya segelintir elit.

Perjalanan waktu Dr. Alif tidak hanya memberinya pengetahuan tentang masa depan, tetapi juga tanggung jawab besar untuk mengubah masa kini demi masa depan yang lebih baik. Dia terus bekerja tanpa lelah, berharap bahwa suatu hari nanti, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik untuk semua orang, baik di masa kini maupun di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline