Lihat ke Halaman Asli

Penulis Senja

Guru Honorer

Pagi yang Mengikat Janji

Diperbarui: 20 Mei 2024   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu, matahari baru saja terbit, memancarkan sinar lembut yang menyusup melalui jendela kamar Alia. Suara kicauan burung terdengar merdu, menandakan awal hari yang baru. Alia bangun dengan perasaan yang berbeda. Ada semangat yang berdenyut dalam dirinya, semangat yang berasal dari janji yang diikatkan pada sebuah pagi yang istimewa.

Di sudut kota kecil yang tenang, Alia tinggal bersama keluarganya. Dia dikenal sebagai gadis yang lembut, penuh semangat, dan selalu membawa keceriaan bagi orang-orang di sekitarnya. Namun, pagi ini dia merasa lebih istimewa karena hari ini adalah hari dimana dia akan bertemu dengan seseorang yang telah lama mengisi hatinya dengan rasa cinta yang mendalam.

Arga, seorang pria muda yang tinggal tidak jauh dari rumah Alia, adalah sosok yang selalu ada dalam pikirannya. Mereka bertemu pertama kali di sebuah taman kota saat Alia sedang membaca buku favoritnya di bangku taman. Arga yang kebetulan sedang berolahraga pagi, tanpa sengaja menabrak meja kecil di dekat Alia, membuat buku-buku berserakan. Dengan cepat, Arga meminta maaf dan membantu mengumpulkan buku-buku tersebut. Sejak saat itu, percakapan mereka mengalir, seperti air yang menemukan jalannya menuju lautan.

Setiap pagi, mereka sering bertemu di taman itu, berbicara tentang banyak hal: buku, mimpi, kehidupan, dan cinta. Dalam keheningan pagi, di bawah sinar matahari yang lembut, mereka menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam kebersamaan.

Pagi ini, Alia mengenakan gaun putih sederhana, rambutnya terurai lembut, dan senyum manis menghiasi wajahnya. Dia melangkah keluar rumah dengan hati yang berdebar. Hari ini, mereka akan bertemu di taman yang sama, tempat di mana semuanya bermula.

Saat Alia tiba di taman, Arga sudah menunggu di bangku yang biasa mereka duduki. Melihat kedatangan Alia, Arga berdiri dan tersenyum, senyum yang selalu membuat hati Alia bergetar.

"Selamat pagi, Alia," sapa Arga dengan lembut.

"Selamat pagi, Arga," balas Alia, merasakan hangatnya sinar matahari pagi yang menyentuh kulitnya.

Mereka duduk bersama, merasakan kehangatan pagi dan kebersamaan yang sudah menjadi bagian dari rutinitas mereka. Namun, pagi ini terasa berbeda. Ada sesuatu yang ingin disampaikan Arga, sesuatu yang mengalir dari hatinya.

"Alia, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," kata Arga, suaranya sedikit bergetar.

Alia menatap Arga dengan penuh perhatian, menunggu kata-kata yang akan keluar dari bibirnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline