Lihat ke Halaman Asli

Penulis Senja

Guru Honorer

Pelajaran dari Sebatang Pensil

Diperbarui: 9 Mei 2024   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest: Creative Market


Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Irfan yang memiliki mimpi besar untuk menjadi seorang pelukis terkenal. Suatu hari, saat ulang tahunnya yang ke-10, kakeknya memberinya sebuah kotak pensil warna yang indah. Kotak itu berisi pensil warna dari seluruh spektrum, namun ada satu pensil biasa yang tampak tidak seindah yang lain.

"Kakek, mengapa di antara semua pensil warna yang cerah ini, ada satu pensil biasa?" tanya Irfan dengan rasa ingin tahu.

Kakeknya tersenyum dan mengambil pensil itu. "Pensil ini," katanya, "memiliki pelajaran penting untukmu, lebih dari sekedar membuat garis."

Irfan mengerutkan kening, penasaran.

"Pertama," lanjut kakek, sambil menunjukkan ujung pensil, "lihatlah ujungnya yang tajam. Ini mengajarkanmu bahwa untuk membuat karya yang baik, kamu harus tetap tajam dan fokus. Kamu harus terus belajar dan mengasah dirimu."

Kakek kemudian menunjuk ke bagian tengah pensil. "Bagian ini, di mana kamu memegang pensil, mengajarkanmu untuk memegang kendali dalam hidupmu dan menggunakan kemampuanmu dengan bijak. Jangan terlalu keras dan jangan terlalu lembut."

Terakhir, kakek membalik pensil dan menunjukkan penghapus di ujungnya. "Dan ini, bagian penghapus, mengajarkanmu bahwa setiap orang membuat kesalahan. Namun, kesalahan bukan akhir dari segalanya. Kamu selalu memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan memulai lagi."

Irfan mendengarkan dengan seksama, pensil itu sekarang terlihat lebih menarik daripada sebelumnya.

"Sekarang," kata kakek, "gunakan pensil ini untuk menggambar sesuatu untukku."

Irfan mengambil selembar kertas dan mulai menggambar. Awalnya, ia berhati-hati, mencoba tidak membuat kesalahan. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menjadi lebih berani, bereksperimen dengan garis dan warna. Setiap kali ia membuat kesalahan, ia menggunakan penghapus, mengingat pelajaran yang telah kakeknya ajarkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline