Lihat ke Halaman Asli

Penulis Senja

Guru Honorer

Coffee Clash - Percolate Peace [25]

Diperbarui: 6 Mei 2024   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Setelah insiden gosip yang mengganggu, Ava dan Leo memutuskan untuk mengambil langkah proaktif dalam menanamkan suasana yang lebih damai dan inklusif di Brew Classic. Mereka ingin kafe mereka bukan hanya menjadi tempat mengonsumsi kopi yang enak, tetapi juga sebuah ruang yang mendorong kedamaian dan ketenangan bagi komunitasnya.

Pagi itu, ketika langit masih berwarna abu-abu dan udara dingin menyeruak melalui pintu setiap kali seorang pelanggan masuk, Ava memasang papan pengumuman baru yang mereka rancang bersama. Papan itu berisi jadwal kegiatan mingguan yang berfokus pada kesejahteraan---dari kelas yoga, sesi meditasi, hingga lokakarya penulisan kreatif dan diskusi buku.

"Rasanya ini yang kita butuhkan setelah seminggu yang panjang," kata Ava, melangkah mundur untuk mengagumi papan pengumuman tersebut. Leo, yang menyiapkan area di pojok untuk kelas yoga yang akan pertama kali diadakan, menoleh dan tersenyum setuju.

"Iya, ini akan menjadi cara yang baik untuk menyatukan orang-orang dan menenangkan semua kegaduhan yang tidak perlu," ucapnya.

Seiring hari berlalu, banyak pelanggan yang tertarik dengan papan pengumuman tersebut dan beberapa bahkan langsung mendaftar. Mary, salah satu pelanggan tetap, mendekati Ava dengan antusias. "Ini ide yang hebat, Ava. Saya sudah lama mencari kelas yoga yang tidak terlalu jauh dari rumah. Dan bisa langsung ngopi setelahnya? Sempurna!"

Ava tertawa. "Itulah harapannya, Mary. Tempat untuk relaks dan recharge---secangkir kopi dan sedikit kedamaian."

Sore menjelang dan kelas yoga pertama siap dimulai. Matras yoga telah tersusun rapi dan musik meditasi mulai mengalun lembut di latar belakang. Leo melihat dengan bangga saat pelanggan dari segala usia mulai memasuki area yang telah disiapkan.

"Kita mungkin harus membuat ini sebagai acara rutin jika banyak yang tertarik," kata Leo kepada Ava, yang sedang menyiapkan stasiun teh herbal gratis untuk peserta setelah kelas.

"Semoga saja," balas Ava. "Ini bisa menjadi sesuatu yang benar-benar membedakan kita dari kafe lainnya. Tidak hanya tentang kopi, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa berkontribusi untuk kesehatan mental dan fisik pelanggan kita."

Kelas itu berjalan dengan lancar, dengan lebih dari dua puluh orang berpartisipasi. Energi yang tenang namun bergembira mengisi ruangan, seolah-olah percolating through every participant. Setelah kelas, banyak yang tinggal untuk menikmati minuman mereka, berbicara santai, beberapa bahkan membahas buku yang ingin mereka baca di sesi diskusi buku minggu depan.

Melihat keberhasilan hari itu, Ava dan Leo merasa yakin bahwa mereka telah membuat keputusan yang tepat. Brew Classic bukan hanya tempat untuk kopi sekarang; itu adalah tempat di mana komunitas bisa berkumpul, tumbuh, dan, yang paling penting, menemukan kedamaian. Mereka memandang satu sama lain, senyum puas terukir di wajah mereka, menyadari bahwa kadang kopi yang baik bisa diseduh dalam suasana yang damai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline