Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Mustaqbal Ukhrawie

"اِذِ اْلفَتَى حَسْبَ اعْتِقَادِهِ رُفِع # وَكُلُّ مَنْ لَمْ يَعْتَقِدْ لَمْ يَنْتَفِعْ"

Guru "Digugu lan Ditiru" Bukan Malah "Diguyu lan Ditinggal Turu"

Diperbarui: 7 Desember 2022   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : https://www.hipwee.com

Bismillahirrahmani Rahim, 5:31/17:31/ 10-11/Nov-2022

Sukakan gaharu karena baunya, sukakan guru karena ilmunya. Demikianlah kata yang tepat untuk menggambarkan sebuah kekaguman dan penghormatan terhadap seorang guru, dimana jasanya mampu memberikan sumbangan besar terhadap berdirinya suatu negara hingga bangsa dunia. 

Tanpanya kita bukanlah apa-apa, beliaulah yang mengajarkan huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, buku demi buku dst. Bahkan sebenarnya jauh lebih besar ketimbang hanya sekedar itu. Dan yang lebih penting mereka telah mengajarkan kita tentang kata “hidup” dan arti dari kata “hidup” itu sendiri.

Guru penebar kasih sayang, guru penebar cahaya ilmu, guru seseorang yang dihormati, dan dianggap suci. Akan tetapi guru tak pernah berharap meminta balas jasa sedikitpun dari hasil yang kita peroleh. Dari dulu hingga kini guru masih menjadi sosok yang dihormati dan dikagumi, karena guru merupakan orang tua kedua setelah orang tua kita sendiri, baik di lembaga sekolah, maupun diluarnya. 

Dalam kaidah agama derajat guru adalah orang tua kedua yang harus didahulukan dan diprioritaskan, karena kedudukan guru terhadap murid sepertihalnya tuan terhadap hambanya. Maka sudah barang pasti semua pendapat, perkataan, dan perintah guru haruslah dituruti dan dihormati, selagi tidak melanggar norma, kaedah, dan syariat.


و اكرم الأُستاذ ذو  الإرشاد # خير اب فهو لكل شادي

Orang yang mencari ilmu itu harus memulyakan gurunya sebab guru lebih mulya ketimbang bapak, menurut agama. Dan kedudukan guru terhadap murid itu seperti tuan terhadap hambanya.

Badai berkah dan pujian tertuju padamu. oh ... guru jasamu kan terkenang sampai akhir hayat. Para tokoh-tokoh terkemuka Soekarno, Ki Hajar Dewantara, KH. Hasyim Ay’ari, Moh Hatta, BJ Habibie adalah sosok yang dihasilkan dan dilahirkan dari seorang guru. tanpa guru mungkin nama mereka tidak bisa kita kenali hingga saat ini. 

Mereka adalah tokoh-tokoh yang telah berhasil menjadi pemuja seorang guru dan mengamalkan ilmu dari hasil perolehannya. Berkat seorang guru bangsa menjadi maju, maka sudah selayaknya guru digugu dan ditiru (Di turuti/ dan dicontoh) bukan malah diguyu lan ditinggal turu (di tertawakan dan di tinggal tidur) begitu menyayangkan peristiwa tersebut. Namun namamu akan selalu di sebut-sebut dalam bertaqarrub pada yang Esa. 

يا طالب العلم رفيع الأداب # تعلم العلم بهذا الأدب

Seseorang yang mencari ilmu itu hendaknya melakukan tatakrama adabiah yang luhur.

Andai kata mampu menguasai bagian dunia lalu bagian itu kita berikan kepada guru kita hal tersebut belumlah cukup untuk menebus jasa-jasa mereka, andai kata mampu menguasai seluruh dunia lalu seluruhnya kita berikan kepada guru kita hal tersebut juga belum cukup untuk menebusnya. 

Sangat mengherankan jika guru hanya diguyu dan ditinggal turu. Kaitannya dengan fenomena saat ini seringkali kita di hadapkan dengan banyak persitiwa seorang pelajar yang masih belum mencerminkan sosok terpelajarnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline