Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Mustaqbal Ukhrawie

"اِذِ اْلفَتَى حَسْبَ اعْتِقَادِهِ رُفِع # وَكُلُّ مَنْ لَمْ يَعْتَقِدْ لَمْ يَنْتَفِعْ"

Membentuk Mentalitas Pembelajar

Diperbarui: 7 September 2022   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Foto Pribadi

Menjadi pembelajar memang sudah dimulai sejak kita lahir, sejak kita dalam alam kandunganpun sebenarnya kita sudah belajar. Bahkan tanpa disadari niat yang kuat untuk belajar, sebenarnya kita juga sudah belajar. Lalu apa yang dimaksud belajar yang sesungguhnya? bagaimana membentuk mental pembelajar? Apakah kita juga bisa melakukannya?.

A. Belajar, Pelajar dan Pendidikan untuk pembelajar

Menurut pengertiannya, Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah dipelajari. Dapat digaris bawahi, jika itu merubah diri seseorang baik karena pengaruh dari dalam diri ataupun dari luar. maka itu sudah bisa disebut proses belajar, namun yang dimaksud belajar disini, yang terbaik adalah niat diawalnya dan hikmah pada akhirnya. 

Untuk lebih tepatnya M. Sobry Sutikno mengemukakan pendapatnya tentang pengertian belajar, pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini, perubahan adalah sesuatu yang dilakukan secara sadar (disengaja) dan bertujuan untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. 

Belajar adalah prosesnya, pelajar adalah subyek atau pelaku. sedangkan hasil dari belajar itu sendiri yakni ilmu. Sebenarnya lebih jauh dari itu, ketika dikaitkan dengan Belajar dan Pelajar, dua kata ini tak bisa dipisahkan dalam program kerjanya,  keduanya sudah dijodohkan dalam Takdir Mubram-Nya, sudah ketetapan Pencipta

Belajar sendiri juga dapat dimaknai bagai menanam buah, jika musim itu cocok buah itu akan hidup dan bernaung tegak menjemput musim berbuah, namun jika musim itu bukan musim buah kita masih mendapatkan batangnya, hijau daun segarnya yang masih elok dipandang.

Dalam hal ini keterkaitan antara Belajar Pelajar dan pendidikan memang sangatlah erat. Pembelajaran atau Pendidikan memang sudah dimulai sejak manusia pertama kali diciptakan Tuhan dan baru berakhir apabila roda kehidupan dunia sudah ditutup Sang Khaliq. Setelah adam diciptakan, Tuhan mengajarkan kepadanya semua ilmu pengetahuan. Peran Adam dalam konteks ini adalah sebagai obyek, sedangkan Tuhan atau "Rabb" sebagai guru, pendidik, atau malah lebih besar dari sekedar subyek.

Pendidikan, Pembelajaran, dan Pengajaran semacam ini tentu tidak sebatas pada diri Adam. Tetapi, terus berkesinambung setiap saat tanpa henti. 

Pasalnya Tuhan kita, menyebut dirinya "Rabbul 'alamin." Kata "rabb," menurut para ahli tafsir, bahasa dan sastra arab, berasal dari kata rabba-yurabbi-tarbiyah, yang berarti pendidikan dan pengajaran. Dengan demikian, rangkaian kata "rabbul 'alamin" bisa diartikan "tuhan yang mendidik alam semesta."   

Oleh karena itu manusia diajarkan untuk metik poin hikmah, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari tentang semua peristiwa yang sudah terjadi dan menjadi pelajaran demi menghadapi kerasnya tantangan zaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline