Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Jawahir

Penulis Tanggung

From the Impossible #4 Terima Kasih, Pak Sep

Diperbarui: 4 Oktober 2020   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Betul kata orang. Memulai itu sulit, apalagi memulai hal yang baru. Sebetulnya sudah biasa aku mengalaminya, tapi tidak menyadarinya. Sedangkan kali ini aku benar-benar menyadiri bahwa aku sedang mengalami kesulitan akan memulai hal yang aku belum tahu banyak. Apa saja yang aku harus sampaikan dalam pembelajaran berdebat? Aku tidak punya referensi sama sekali untuk sekedar tahu secara teori terlebih dahulu. Dan pelatih lain, Bu Has, Bu Dedew dan Pak Nugra, aku kira juga mengalami keadaan yang tidak jauh berbeda. Ya, kami baru punya modal semangat dan tekad, belum punya ilmunya.

Hmmm... Mengapa aku tidak coba saja menghubungi salah satu juri itu? Tetiba teringat wejangan-wejangan super para adjudicators dalam kompetisi beberapa waktu lalu. Ya, aku coba menelusurinya

"Ada. Banyak.  Ada handouts workshop, sajian power point, artikel, buku-buku, bahkan video debat kompetitif dalam dan luar negeri." Pak Sep Suhe, sang Juri yang berhasil aku telusuri, nampak sangat welcome ketika aku menemuinya di sekolah tempat dia mengajar. "OK. Saya copy-paste dulu file-filenya," sambungnya sambil memasukan flashdiskku ke laptopnya.

Tidak lupa aku juga menawarkan ke depannya untuk saling berkunjung membawa tim masing-masing untuk sharing.

"Siap! Tim kita nanti bisa ber-sparing-partner."

Tentu saja aku sangat antusias mendengar respon yang luar biasa dari orang yang baru aku kenal. Pak Sep tidak pelit dalam menularkan ilmunya. Beliau juga mengatakan kebetulan sedang mencari partner dalam mengembangkan debat di tingkat kabupaten. "Thanks a lot, Pak Sep. Aku benar-benar beruntung ketemu orang sepertimu."

Segera aku share dokumen-dokumen itu ke partner-partner di sekolah, Bu Has, Bu Dedew dan Pak Nugra, untuk dipelajari dan dibelajarkan ke peserta komunitas.

Aku sendiri mempelajari materi per materi. Mulai dari model-model debat. Ada British parliament format, Australia parliament format, Asian parliament format, Karl Popper format, Lincoln Douglas format dan World School format. Ya, aku ingat perkataan salah satu adjudicators dalam kompetisi itu. Format yang populer di Indonesia dan diadopsi dalam kompetisi debat di tingkat SMA adalah Word School. Kompetisinya disebut WSDC, Word School Debating Championship. Kompetisi tingkat kabupaten adalah kompetisi tingkat paling bawah yang kelak 3 best speakers-nya akan mewakili kabupaten di tingkat provinsi. Selanjutnya best speakers provinsi  akan dibawa ke tingkat nasional. Dan akhirnya 3 best speakers nasional akan menuju ke tingkat internasional.

Pelajaran penting lainya adalah bahwa dalam satu tim, baik tim afirmatif maupun tim negatif, 3 pembicaranya masing-masing memiliki peran, tugas dan tanggung jawab. Pembicara 1 dari tim afirmatif, contohnya, berperan sebagai inisiator debat. Tugasnya adalah, pertama, mendefinisikan motion yang disajikan dalam debat; kemudian, menyampaikan main idea dan skema supporting idea dalam menyikapi motion yang diajukan; dan akhirnya, harus menyampaikan argumennya sebagai salah satu supporting  dari main idea dalam timnya. Pembicara 1 tim negatif, contoh lainnya, berperan sebagai pendobrak yang bertanggung jawab menyampaikan main idea dan garis besar supporting idea dalam menentang motion; meng-counter-attack argumen yang diberikan oleh pembicara 1 tim afirmatif; dan akhirnya, harus menyampaikan argumennya sendiri. Pembicara 2 afirmatif menyangkal argumen pembicara 1 negatif dan menyampaikan argumennya sendiri. Pembicara 2 tim negatif membantah argumen pembicara 2 tim afirmatif dan mengelaborasi argumennya sendiri. Pembicara ketiga, setelah menahan argumen pembicara kedua tim negatif, merekap dan lebih memperkuat argumen timnya. Begitu juga pembicara ketiga tim negatif menegasikan argumen tim afirmatif dan meng-highlight argumen timnya.

Tidak kalah penting adalah materi substantif dalam debat, yaitu argumen. Apa itu argumen? Ternyata argumen itu merupakan pendapat atau sudut pandang yang secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan. Mengapa? Karena argumen bukan pendapat tanpa bukti. Untuk itu, argumen harus paling tidak memiliki 4 komponen. Mereka adalah A, R, E dan L. Apa sih? Assertion, Reason, Evidence dan Linkback.

Assertion itu pernyataan tegas yang menyatakan sikap debater dari sudut pandang timnya terhadap motion. Tim afirmatif, disebut juga government team, tentu akan menyatakan dukungan terhadap motion. Sebaliknya tim negatif, opposition team, harus menentangnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline