Lihat ke Halaman Asli

Kertaning Tyas

Pendiri Lingkar Sosial Indonesia

Merintis DesaKu: Desa Inklusi Bebas Kusta di Nguling Pasuruan

Diperbarui: 27 Maret 2021   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Stigma kusta masih ada di masyarakat, antara lain disebabkan awamnya pengetahuan soal kusta. Maka lintas sektor yang digawangi Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) dan Puskesmas Nguling, Kabupaten Pasuruan membentuk Tim Sosialisasi Sadar Kusta atau Kader Kusta. Yang menarik dari tim ini adalah diketuai oleh Kepala Desa Nguling, sehingga Pemerintah Desa menjadi motor penggerak sosialisasi.

Tim beranggotakan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK), penyandang disabilitas, perangkat Pemerintah Desa dan petugas Puskesmas. Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek Peningkatan Partisipasi OYPMK dalam Pembangunan Inklusif yang didukung oleh NLR, sebuah organisasi non pemerintah yang bekerja untuk percepatan dunia tanpa kusta dan inklusif bagi orang yang pernah mengalami kusta dan orang dengan disabilitas.

"Jika sebelumnya yang berjibaku soal kusta adalah Dinas Kesehatan, dalam hal ini melalui Puskesmas di tingkat kecamatan maupun desa, maka setelah ini urusan kusta adalah pekerjaan kita bersama, melibatkan Pemerintah Desa dan masyarakat" ujar Ketua Pembina LINKSOS, Kertaning Tyas dalam sambutannya, Sabtu, 27 Maret 2021 di ruang rapat Puskesmas Nguling, Pasuruan.

Lebih lanjut Ken sapaan akrabnya menerangkan, pembentukan Kader Kusta berkaitan dengan program Desa Inklusi, khususnya terkait penanganan kusta adalah DesaKu atau Desa Inklusi Bebas Kusta. Hal ini selaras pula dengan program Puskesmas Nguling, Bengkura Mas atau Bebaskan Nguling dari Kusta, Mandiri bersama Masyarakat.

"Harapannya saya dengan adanya kegiatan ini orang yang mengalami kusta tak lagi dikucilkan oleh masyarakat sekitar, apalagi kusta itu ada obatnya dan bisa disembuhkan," sambut Kepala Desa Nguling, Edi Suyitno, dalam kesempatan yang sama. Harapannya juga akan ada pemberdayaan ekonomi bagi orang yang pernah mengalami kusta, kami dari Pemerintah Desa tentu mendukung sepenuhnya.

Selaras pula disampaikan ujar PJ Kusta Puskesmas Nguling, Eriyanti. Menurutnya dukungan Pemerintah Desa, tokoh masyarakat, dan lingkungan sekitar sangat penting untuk penanganan masalah kusta.

"Maka dengan adanya LINKSOS diharapkan OYPMK di 15 desa di kecamatan Nguling akan berdaya guna," ujar Eriyanti, didampingi Promkes Putri Firdian Anwar. Tim inti ini akan bekerja untuk semua desa di Nguling, juga di setiap desa juga akan dibentuk kader-kader kusta, dibawah naungan Pemerintah Desa, dan didampingi Puskesmas.

Dalam kesempatn itu pula Kepala Puskesmas Nguling, dr. Eko Santoso Machfur, menekankan bahwa sinergitas antara Pemerintah Desa, Puskesmas, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menanggulangi kusta dan dampak-dampak sosialnya.

"Diharapkan kegiatan ini berkelanjutan, sebab dengan adanya pemberdayaan OYPMK akan mandiri dan sejahtera, serta dalam pengayoman Pemerintah Desa, juga diharapkan tidak lagi ditemukan kasus kusta di Nguling," pungkas Eko.

Sebagai informasi, LINKSOS dalam proyek bersama NLR ini telah mencanangkan Komitmen Bersama Nguling Inklusif Peduli Kusta, bekerjasama dengan lintas stake holder, Kamis 27 Agustus 2020 di Pendhopo Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Komitmen berisikan 5 pasal yang intinya bertujuan melibatkan peran aktif penyandang disabilitas khususnya orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) dalam proses pembangunan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline