Lihat ke Halaman Asli

Bentor Jogja

Diperbarui: 16 Oktober 2017   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: dok.pribadi

Akhir-akhir ini bermunculan mode kendaraan yang bernama 'bentor' di Jogjakarta dengan berbagai variasinya. Bentor adalah varian dari becak kayuh atau sebagian orang meng-istilahkan: "reinkarnasi becak kayuh" yang ikut meramaikan dunia pariwisata di Jogjakarta. Sebagian besar tempat mangkal bentor adalah di titik-titik pariwisata seperti: Malioboro, Kraton, titik km nol dan stasiun kereta api. Mereka satu sisi merupakan sebuah 'solusi' untuk sarana transportasi yang lebih cepat dari becak kayuh. Tetapi ada sisi lain yang mendapatkan 'dampak' dari keberadaan 'bentor' ini, yang sebenarnya bukan asli karya Jogjakarta dan juga terkait dengan ijin lalu lintas yang jelas belum/tidak ada didalam aturan kita. Selain hal-hal tersebut, 'bentor' berdampak kepada: pendapatan becak kayuh, yang merupakan salah satu ciri khas Jogjakarta, estetika kota Jogjakarta sebagai kota pariwisata dan juga berdampak dengan lingkungan hidup karena jelas menambah polusi.

Sebenarnya sudah sering 'masalah' ini diangkat di forum-forum media sosial khususnya di FaceBook, tetapi belum sepertinya belum ada tanggapan dari pihak terkait. Ini mungkin ada banyak pertimbangan dansebagainya seperti tentang lapangan kerja danlain-lain, tetapi bukankah seharusnya diangkat semua baik dan buruknya, terus dikaji dan ditetapkan keputusannya demi terciptanya visi misi Jogjakarta sebagai kota pariwisata dan budaya yang berwawaskan lingkungan. Bagaimana menurut anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline