Industri pariwisata adalah industri yang 'murah' diantara industri atau bisnis yang lainnya. Juga termasuk industri yang berada di garda depan untuk suatu negri. Mengapa demikian?adalah pertanyaan yang harus menjadi landasan kita, terutama insan pariwisata, juga pelaku bisnis atau owner dan stake holder untuk benar-benar menjaga dan mengembangkannya jika tidak ingin kalah berkompetisi dengan negeri lainnya.
Indonesia, sebuah negeri yang kaya raya dengan sumber alam, manusia dan budayanya sudah selayaknya menjadi tujuan wisata yang unggul diantara negara-negara lainnya. Betapa alam dan budayanya yang beranekaragam mmewarnai negri ini, sungguh menjadi daya tarik utama wisatawan. Dari Sabang sampai Merauke ada berapa ratus bahkan ribu atraksi dan keunikan yang tidak dimiliki oleh negara lain. Pesona alam Aceh, Danau toba, perkebunan kopi, hutan tropis, Gunung-gunung yang pernah tercatat didalam sejarah dunia (Krakatau dsb), pesona alam bawah laut, budaya badui, candi Borobudur, Bromo-Ijen, adat Bali-Toraja-Papua, Komodo dan masih banyak lagi, sungguh dengan mudahnya kita jual dengan kata-kata dan tulisan yang pasti akan membuat wisatawan tertarik.
Potensi-potensi alam dan budaya itu semua sangat tergantung dengan pengelolaannya. Bagaimana pembangunan wisata bisa bersinergi dengan alam, budaya setempat sehingga kekuatan dan nilai jualnya akan semakin tinggi, bukan sebaliknya menjadi kontraproduktif dengan pembangunan dan pelestarian alam, budaya dan manusianya. Sekarang ini, yang sangat memprihatinkan adalah; polusi plastik yang sudah merambah ke sawah-sawah dan alam wisata seperti pantai, gunung dan sungai. Sementara kita dan pemerintah sepertinya hanya terfokus kepada pembangunan politik. Politik hingar bingar yang membius semua kalangan. Sementara hak alam, yang merupakan modal utama di dunia pariwisata, terabaikan.
Semoga industri pariwisata kita bukan hanya ditataran 'Lip's Service' tetapi benar-benar menjadi suatu tanggungjawab dalam sebuah produk utuh yaitu 'Genuine Service'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H