Nasionalisme dan patriotisme merupakan dua istilah yang sering terdengar dalam berbagai konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, tidak semua orang memahami makna keduanya dengan mendalam. Dalam beberapa tahun terakhir, terutama di tengah berbagai tantangan global dan permasalahan domestik, isu nasionalisme dan patriotisme kembali menjadi perbincangan penting. Berbagai fenomena, seperti meningkatnya rasa kebanggaan terhadap budaya lokal, serta upaya mempertahankan kedaulatan negara, memperlihatkan bahwa semangat nasionalisme dan patriotisme masih relevan hingga saat ini. Namun, apakah pemahaman dan penerapan kedua konsep ini sudah cukup kuat di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda? Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang bagaimana nasionalisme dan patriotisme mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan pentingnya keduanya bagi kemajuan bangsa.
Nasionalisme, pada dasarnya, adalah rasa cinta dan kebanggaan terhadap tanah air. Dalam konteks Indonesia, nasionalisme menjadi landasan bagi terciptanya kesadaran kolektif untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman. Hal ini bisa dilihat melalui upaya masyarakat untuk melestarikan budaya lokal, menjaga kerukunan antar suku dan agama, serta ikut serta dalam kegiatan yang memperkuat identitas bangsa. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat partisipasi masyarakat Indonesia dalam berbagai kegiatan kebudayaan seperti festival, perayaan hari besar nasional, dan kegiatan sosial lainnya menunjukkan bahwa nasionalisme masih hidup kuat dalam masyarakat.
Namun, nasionalisme yang sejati bukan hanya soal kebanggaan semu atau simbolis, tetapi juga mengenai peran aktif dalam memajukan negara. Salah satu contoh nyata adalah keterlibatan masyarakat dalam proses politik, seperti ikut serta dalam pemilu atau berpartisipasi dalam diskusi publik terkait kebijakan pemerintah. Dengan demikian, nasionalisme seharusnya tidak hanya berbicara tentang "saya cinta Indonesia," tetapi juga "apa yang bisa saya lakukan untuk Indonesia."
Patriotisme, di sisi lain, lebih mengarah pada tindakan nyata dalam memperjuangkan dan membela kepentingan negara. Ini bukan hanya soal mengangkat senjata dalam kondisi darurat, tetapi juga mencakup tindakan sehari-hari yang memperkuat keberlanjutan negara. Misalnya, menjadi warga negara yang taat hukum, menjaga kebersihan lingkungan, atau mendukung produk lokal. Dalam survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga, warga yang menunjukkan rasa patriotisme tinggi cenderung lebih aktif dalam kegiatan sosial dan lebih mendukung kebijakan yang mendatangkan kebaikan bagi bangsa, meskipun terkadang kebijakan tersebut tidak selalu menguntungkan secara langsung bagi mereka.
Keterkaitan antara nasionalisme dan patriotisme terletak pada bagaimana keduanya saling mendukung. Nasionalisme memberi dasar emosional dan identitas sebagai bangsa, sementara patriotisme memotivasi individu untuk bertindak demi kepentingan bersama. Jika keduanya dapat berjalan beriringan, maka bangsa ini akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan global dan domestik, baik itu di bidang politik, ekonomi, maupun sosial.
Secara keseluruhan, nasionalisme dan patriotisme adalah dua pilar yang saling melengkapi dalam membangun bangsa. Nasionalisme menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap tanah air, sementara patriotisme menggerakkan setiap individu untuk melakukan tindakan nyata yang bermanfaat bagi negara. Untuk itu, penting bagi kita untuk terus mengembangkan kedua sikap ini dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya melalui kata-kata tetapi juga dalam bentuk tindakan yang nyata. Hanya dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa Indonesia akan tetap teguh dan berkembang menjadi negara yang lebih baik, lebih adil, dan lebih sejahtera bagi seluruh rakyatnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI