Lihat ke Halaman Asli

Jauharotul Maknunah

KKN UIN WALISONGO SEMARANG

Peningkatan Penggunaan E-Commerce di Masa Pandemi

Diperbarui: 17 November 2021   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandemi virus corona (Covid-19) berdampak pada dunia bisnis dan ekonomi. Dalam waktu yang singkat, strategi pemasaran pun berubah terelebih ketika dilakukan social distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Startegi pemasaran dilakukan secara online untuk mempermudah kegiatan jual beli dengan memaksimalkan fitur dari aplikasi yang ada. Misal pada aplikasi Shopee. Jumlah peningkatan pelanggan e-commerce mencapai 38,3 persen selama pandemi.  Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja, mengatakan perilaku belanja masyarakat sekarang bergeser, dari belanja secara langsung secara fisik ke daring. Bahkan sekarang masyarakat tidak ada ragu lagi belanja online  untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Contohnya pandemi saat mulai, ada perubahan pada pembelian kebutuhan pokok, pakaian, atau barang-barang lain yang dibutuhkan. Perubahan yang terjadi lainnya yaitu pada kegiatan sehari-hari yang biasanya dilakukan diluar rumah sekarang dilakukan di dalam rumah.

Shopee mencatat terdapat 260 juta transaksi sepanjang kuartal II 2020 dengan rata-rata lebih 2,8 juta tranaksi perhari. Keadaan ini meningkat lebih dari 130% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan ini termasuk indikator positif bagi industri e-commerce dan digital yang terbukti menjadi pendukung kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat.  Pemasar juga harus cerdas agar bisa tetap memasarkan produk dan jasa ke konsumen, sebagai startegi mempertahankan produk di pasaran.

Pihak Handhika telah mengembangkan metode pembayaran dengan transfer bank secara langsung maupun mobile banking. Selain itu, pembayaran juga bisa dilakukan di toko ritel terdekat misal indomart dan alfamart dan juga bisa dibayar langsung atau disebut Cash On Delivery (COD).

Pihak pengantar jasa pun kecipratan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih memilih belanja online. Dampak dari virus corona memukul banyak sektor industri di Indonesia. Diantaranya salon, bengkel, spa, mice, properti, hotel, tour & travel, penerbangan, transportasi, fashion, mall, dan beberapa sektor bisnis lainnya.  Tetapi ada beberapa sektor yang berpotensi stabil dan menagalami peningkatan, seperti sektor kesehatan yang dibutuhkan saat pandemi. Selain itu, e-commerce juga mengalami peningkatan pada masa pandemi.

Pada masa pandemi seperti ini masyarakat lebih memilih belanja online dibanding dengan harus belanja keluar rumah. Mereka menghindari tempat umum dan toko ritel offline. Maka dari itu, para pemasar harus menyikapinya dengan cepat dan tepat untuk mengubah strategi pemasarannya. Diharapkan tidak terjadi drop penjualan saat diberlakukannya social distancing dan PSBB seperti saat ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline