Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Jatmiko

The Seeker

“Java Jazz On The Move” di Kota Batu

Diperbarui: 25 April 2019   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Panggung

Sungguh merupakan berkah bagi pecinta musik jazz di Kota Batu karena pada hari Sabtu 28 Februari 2015, beberapa musisi jazz papan atas tampil dalam gelar acara “Java Jazz On The Move” yang digelar di Lapangan Parkir Stadion Brantas Kota Batu.

Kolaborasi Musisi Lokal, Nasional, dan Internasional

Acara yang diprakarsai oleh Dinas Pariwisata Kota Batu ini dapat dinikmati secara gratis. Rencananya, acara serupa akan digelar secara periodik setiap satu atau dua bulan sekali, tentu saja hal tersebut merupakan kabar gembira bagi para penggemar musik jazz di Kota Batu dan sekitarnya.

Nita Aartsen & Koko Harsoe

Berbeda dengan penyelenggaraan yang pertama, penonton kali ini jauh lebih banyak, mungkin hal tersebut karena yang menjadi bintang pada penyelenggaraan kali ini sudah cukup dikenal baik oleh masyarakat luas, yaitu Trie Utami dan seorang bassist kawakan Indro Harjodikoro. Selain dua nama yang cukup tersohor tersebut, hadir juga Trio internasional yaitu: Nita Aartsen dari Indonesia (Piano), Israel Varela dari Meksiko (Drum), Daniele Cappuci dari Italia (Contrabass) serta seorang maestro saksofon dari Italia, Marcello Alluli.

Trie Utami, Indro, Marcello Alluli

Meski panggung kali ini gemerlap dengan musisi-musisi kelas dunia, namun pihak penyelenggara juga tidak melupakan musisi-musisi lokal seperti Ujung dan The Branjangkawat bersama dengan Mario Semi, Jalu Pratidikna, Sandi Galingging, Klein, dan Mikail Quintet, yang membawakan musik blues dengan begitu agungnya; gitaris Yepi Romero dengan petikan mautnya, serta tidak lupa sang maestro gitar Koko Harsoe yang reputasinya sudah tidak diragukan lagi.

Penonton yang hadir pada saat itu dengan setia menunggu acara sampai habis yang ditutup dengan bunyi berisik letusan kembang api dari belakang panggung. Para fotografer lalu-lalang di depan panggung untuk mengambil angle-angle terbaik. 

Ujung, Yepi Romero

Secara keseluruhan acara ini sangat sukses. Tingkat apresiasi masyarakat Kota Batu terhadap musik yang “aneh” ini juga semakin meningkat. Mungkin awalnya tidak memahami, namun perlahan akhirnya mulai mengerti dan menikmati. Bagi saya pribadi, musk jazz adalah sebuah musik kebebasan, karena setiap musisi bebas berekspresi mengeluarkan segenap teknik dan improvisasinya, kadang terkesan begitu spontan, namun justru disitulah letak asyiknya musik jazz. Semakin spontan semakin bagus dengan tanpa meninggalkan alur yang sudah disepakati. Itulah sedikit cerita tentang “Java Jazz On The Move” di Kota Batu. Semoga bermanfaat.

***

Jatz; 04 Maret 2015

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline