Lihat ke Halaman Asli

Jatu Almamada

Penikmat Tingkah Laku Manusia.

[Opini] Harapan dengan Stigma Negatifnya

Diperbarui: 4 Januari 2021   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Jangan pernah berharap"
"Berharap itu nantinya berujung penyesalan"
"Jangan berharap, apa lagi sama orang"

Ass,,, kata - kata yang sering sekali terdengar oleh telingaku, apalagi hal itu sering kali terdengar jikalau orang - orang  sedang ngebucin.

Memangnya berharap itu ngga boleh ya? Trus berharap itu salah apa ya?

Emm,,, jangan, jangan langsung menjudge salah atau benar dulu. Ingat pembahasan yang kemarin masalah sudut pandang.

Mending kali ini aku bakal membahas masalah kenapa harapan mempunyai stigma negatif menurut sudut pandangku.

Menurutku ni ya,, aku berharap, orang lain berharap dan yang lainnya, itu sah - sah aja, ngga menjadikan suatu masalah.

Tapi kenapa orang lain menganggap seseorang yang berharap terhadap sesuatu itu merupakan sesuatu yang mengerikan, menyakitkan dan lain hal?

Pandanganku ni, hal itu terjadi cuma karna 1 hal menurutku, yaitu terlalu tingginya ekspektasi seseorang terhadap  harapan yang ia ciptakan.

Padahal ekspektasi itu, kita tau tak mesti atau tidak selalu berbuah seperti apa yang dipikirkan, ada kalanya ekspektasi kita itu meleset.

Namun sayangnya, Banyak orang yang tau akan hal itu namun tidak memahami esensi dalam sebuah kehidupannya.

Nah hal ini menurutku yang sangat mungkin menyebabkan rasa sakit yang berlebih jikalau harapan itu tidak terwujud.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline