Lihat ke Halaman Asli

Jatu Almamada

Penikmat Tingkah Laku Manusia.

Hidup di Luar Narasi - Opini

Diperbarui: 21 Desember 2020   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hei sob,,  kalian pernah ngga kejadian kaya gini, kalian bikin sesuatu trus ada orang lain bilang :


"Harusnya gini ni,,,"
"Kok kaya gini ya,, gini ni,,, "
"Kurang gini ni,,, "


Ya pokoknya gitu lah beberapa contohnya, seakan kita tu kalau berbuat sesuatu itu "kurang".

Tapi terkadang kita sering mengiyakan dan melakukan semua yang dinarasikan orang lain., dan parahnya lagi terkadang hasil yang udah dirubah sesuai dengan narasi orang itu, ngga sesuai dengan harapan kita, alhasil cuma rasa ketidak puasan ada dibenak kita.

Aku sempat berfikir gini,
"Apa itu cuma cara kita buat cari aman ya?,, ketimbang kita dianggap sebagai orang yang tidak mau menerima saran atau pendapat orang lain"

Lahh,,, kalau itu bener, ngga asik dong hidup kita?

Menurutku, kalau ini terjadi berulang, dan kita tetap ngikut narasi - narasi orang, kita ngga bakal berkembang selamanya.

Boleh sih kita mendengar saran atau masukan dari orang lain, tetapi ngga semua saran itu kamu lakukan, paling tidak dipilah lah, jangan sampai kita malah menyesal dikemudian.

Lihat saran dan yang lainnya itu yang mungkin akan menjadikan karya kita lebih baik,

Cobalah kita keluar dari narasi - narasi orang lain, coba bikin narasi sendiri buat kita sendiri, barangkali aja narasi kita lebih baik dari narasi orang.

Coba aja dulu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline