Lihat ke Halaman Asli

Aku Lebih Bejat dari Ariel!

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Aku orang bejat nan jahat! Sebuah pengakuan.

Aku seorang pembunuh!
Sekalipun belum pernah membunuh manusia, baik anak kecil atau orang dewasa, tetapi aku seorang pembunuh!
Aku membunuh dengan kata-kataku!
Aku membunuh harapan orang lain dengan kata-kata pesimisku.
Aku membunuh cita-cita anak kecil, dengan meledek dan merendahkannya.
Aku membunuh hasil karya rekan kerjaku, dengan meremehkannya dan menjelakkannya.
Ah, masih banyak pembunuhan yang aku lakukan.

Aku seorang pezinah!
Sekalipun belum pernah memperkosa secara langsung berhubungan dengan seorang wanita, tetaplah aku pezinah.
Pikiranku sering melayang jauh, mengembara ke alam entah berantah, melakukan perbuatan mesun, asusila, zinah,
dengan para wanita-wanita dalam alam imajinasiku sendiri.

Sekalipun hanya dalam otakku, tetaplah itu zinah!

Aku seorang koruptor.
Sekalipun aku bukan pejabat di negeri ini, atapun seorang pegawai negeri, tetapi aku seorang koruptor.
Aku mengkorupsi waktu kerja di kantor, dengan datang terlambat atau pulang cepat, dan menitipkan absen kepada kawan.
Aku mengkorupsi fasilitas perusahaan, seperti mencetak dokumen yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
Atau dengan berinternet ria, pada jam kerja, untuk kebutuhan pribadi.
Ternyatam aku suka korupsi juga.

Aku seorang pencuri dan perampok!
Aku mencuri, dengan mengambil 5 gorengan, tetapi hanyangakumakan 2 dan membayar 2.
Aku merampok, saat menggunakan software/aplikasi bajakan.
Aku mencuri, saat menjiplak hasil karya orang lain, dan tidak mencantumkan sumbernya.
Wah, aku pencuri sejati

Aku seorang pendusta dan pembohong.
Nga perlu dijelaskan, terlalu banyak dusta dan kebohongan yang aku lakukan.

Sampai di sini sajakah daftar kejahatanku?
Masih banyak!
Tak kan cukup tempat untuk menuliskannya!

***

Adakah yang seperti diriku?
Atau aku hanya sendiri?
Apakah yang lain tak pernah melakukannya?
Hanya dirikukah yang berdosa?
Mungkin, hanya aku sendiri.

***

Dengan apa dapat kuhapus dan kutebus dosaku?
Dengan berapa banyak perbuatan baik aku dapat menghapuskannya?
Akankah perbuatan baikku cukup untuk semua kejahatanku?

Belum selesai aku berbuat baik untuk menebus kejahatan yang lalu, aku sudah menambah dosaku, sehingga dosaku menumbuk sampai ke langit.
Saat aku berbuat baik, apakah itu benar-benar baikbaik? Atau sebuah dosa baru kah?
Aku berbuat baik supaya terpandang?
Supaya dilihat orang lain?
Atau supaya aku merasa tenang, tenang melakukan kejahatan yang baru, merasa sudah menebusnya?
Dapatkah aku menimbang, lebih berat mana, antara kejahatanku dan kebaikanku?
Pada akhirnya aku tak perlu menimbangnya, karena kau tahu, mana yang lebih berat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline