Pada saat deklarasi kemenangan pilpres 2019 (17/4/2019), Prabowo mengatakan bahwa dirinya sudah dan akan menjadi presiden bagi seluruh rakyat Indonesia. Namanya deklarasi, ya biarkan saja. Apakah itu melanggar undang-undang atau tidak ya terserah penegak hukum yang berkompeten untuk menilainya.
Yang jelas, dengan mengatakan sudah dan akan menjadi presiden itu adalah sebuah pernyataan yang menggelikan. Mengapa demikian?
Pernyataan sudah dan akan menjadi presiden itu merupakan dua buah kalimat pernyataan yang digabung jadi satu. Sudah menjadi presiden dan akan menjadi presiden.
Kapan Prabowo sudah menjadi presiden? Di pilpres 2019 ini Prabowo adalah seorang calon presiden, dan pada waktu sebelumnya dan sebelumnya lagi, presiden Indonesia itu tak ada yang bernama Prabowo.
Prabowo akan menjadi presiden bagi seluruh Indonesia. Pernyataan inipun masih belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dasar hukumnya apa jika Prabowo akan menjadi presiden Indonesia. Hasil Pilpres belum juga selesai dihitung oleh KPU. Belum ada pengumuman resmi tentang hasil pilpres yang dikeluarkan KPU.
Yang sudah ada baru QC dan situng KPU yang itupun baru input data masuk 605 lebih sedikit. Dari QC yang keluar justru angka-angka yang memenangkan Jokowi, Situng juga demikian walau belum selesai.
Jadi pernyataan Prabowo itu hanya asal saja dan tak perlu dipercaya. Beda jika, seandainya yang mengatakan bahwa yang sudah dan akan menjadi presiden bagi seluruh rakyat Indonesia itu adalah Jokowi. Ingat ya, ini seandainya. Sekalai lagi seandainya jika yang menyatakan itu adalah Jokowi.
Jokowi memang sudah menjadi presiden bagi seluruh rakyat Indonesia. Sesuai dengan prediksi dari QC dan Situng KPU yang sudah menginput data 60% lebih, sesuai nalar sehat dan kewarasan akal manusia rasanya memang Jokowi akan menjadi presiden lagi untuk yang kedua kalinya bagi seluruh rakyat Indonesia.
podjok pawon, Mei 2019