Penetapan pemerintah untuk memindahkan ibu kota ke luar pulau Jawa yang kesannya begitu mendadak ini seakan-akan memang disengaja oleh Jokowi untuk mengalihkan ketegangan sosial yang ada di dalam masyarakat paska QC pilpres 2019.
Padahal soal pemindahan ibu kota ini, jika dirunut dari sejarahnya sudah ada sejak jaman pemerintahan presiden Soekarno telah dibicarakan. Jadi bukan hal baru lagi persoalan semacam ini jika sekarang dimunculkan lagi.
Namun demikian, jika melihat kondisi Jakarta saat ini yang sedang dilanda banjir tahunan tampaknya kurang bisa diatasi oleh Gubernur Anies, rasanya memang pantas jika penetapan pemindahan ibu kota negara ke luar pulau Jawa ini memang secara tidak langsung untuk membuka mata masyarakat Jakarta khususnya, bahwa Gubernur Anies memang tak cakap dalam mengatasi persoalan banjir di wilayahnya.
Sebagai gubernur, Anies dipandang hanya pandai bermain kata tetapi tidak mampu bekerja. Pandangan seperti ini seakan-akan menjadi pembenaran bahwa Anies dahulu juga diberhentikan jabatannya sebagai menteri pendidikan gara-gara ketidak-cakapan dirinya dalam bekerja sebagai pembantu presiden.
Jadi jika ada anggapan bahwa penetapan pemindahan ibu kota oleh Jokowi selaku kepala pemerintahan RI ini sengaja hendak mempermalukan gubernur Anies atas tidak cakapnya dalam mengatur wilayah DKI ini adalah benar. Hal ini juga disebabkan karena Anies sendiri selaku gubernur telah mempermalukan dirinya sendiri atas apa yang telah dikatakan dan dilakukannya selama menjalankan tugasnya sebagai DKI-1.
podjok pawon, April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H