Setelah melihat betapa megahnya bangunan situs pesanggrahan Rejawinangun (situs Warungboto) yang berada di sisi barat sungai Gajah Wong, timbul rasa penasaran akan keberadaan pesanggrahan Rejawinangun yang ada di sisi timur sungai Gajah Wong. Berbekal rasa penasaran itu, saya kemudian mencari keberadaannya.
Dari hasil berbincang-bincang dengan 3 orang ibu-ibu warga Warungboto yang tinggal di bantaran sungai Gajah Wong akhirnya saya berhasil menemukan sisa-sisa reruntuhan pesanggrahan Rejawinangun yang berada di sisi timur sungai Gajah Wong.
Dari seberang sungai saya ditunjukkan lokasi dan reruntuhan pesanggrahan yang berada di tebing sisi timur sungai dan berada di belakang bangunan rumah penduduk setempat.
Setelah diberi tahu oleh salah seorang ibu di sana, berangkatlah saya menuju ke lokasi situs yang berada di sebelah timur sungai Gajah Wong. Cukup bingung juga melihat padatnya penduduk yang mendiami sisi timur sungai Gajah Wong ini. Beruntung saya bertemu dengan Pak Toro, seorang warga setempat yang rumahnya dekat dengan reruntuhan Umbul Naga.
Pak Toro, warga Rejawinangun (dokpri)
Kemudian dengan sikap yang ramah dan bersahabat, beliau lalu mengantarkan saya dengan berjalan kaki menuju ke Umbul Naga untuk melihat sisa bangunan pesanggrahan Rejowinangun yang ada di sisi timur sungai. Memang menyedihkan, hanya tinggal kepala ular dan sedikit badannya saja yang masih ada. Itupun kondisinya juga sudah mengalami pelapukan.dokpri
Lokasinya pun susah untuk bisa mendekatinya karena pas berada di tebing yang dibawahnya terdapat rumah warga setempat. Dengan adanya undak-undakan yang menuju ke rumah milik warga itu akhirnya saya bisa mendapatkan gambar fotonya.dokpri
dokpri
Selesai sudah melihat peninggalan pesanggrahan Rejowinangun secara menyeluruh. Lega rasanya setelah melihat semuanya, meski menyisakan rasa sedih melihat kondisi situs yang berada di sisi timur sungai Gajah Wong.
podjok pawon, Maret 2019
Perihal pesanggrahan Rejawinangun yang ada di sisi barat sungai Gajah Wong, bisa dibaca di: