Lihat ke Halaman Asli

Jati Kumoro

nulis di podjok pawon

Sebuah Penyesalan

Diperbarui: 20 Februari 2019   06:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://karyapemuda.com/500-kata-kata-penyesalan-yang-menyentuh-hati/

Suara ketukan pintu membuyarkan konsentrasi  Pringgo yang tengah asyik membaca buku "The Rational Peasant" --nya Samuel L. Popkins. "Ya, masuk!" Sahut  Pringgo sambil meletakkan bukunya di meja.

Alangkat terkejtnya  Pringgo ketika melihat sosok yang memasuki ruangan kerjanya.  Yang masuk ternyata  Wuryani,  mahasiswi cantik yang menjadi kembangnya mahasiswa seluruh universitas.

Setelah mempersilahkan duduk,  Pringgo  lalu bertanya,"Ada apa Yani,  kusut sekali wajahmu?"

"Mas Pringgo (sebagai dosen muda, Pringgo memang biasa dipanggil para mahasiswanya  "Mas Pringgo" bukan "Pak Pringgo), aku gagal lulus ujian. Tolong mas, tolonglah aku!"  ucap Wuryani sambil menitikkan air mata.

"Aku bersedia melakukan apapun yang yang Mas Pringgo perintahkan, asal ujianku bisa lulus,"imbuh Wuryani. Yang kemudian berdiri di samping meja serta mulai melepaskan kancing baju pakaiannya.

Melihat apa yang dilakukan Wuryani, Pringgo dengan cepat berdiri dan mencegah Wuryani yang hendak membuka pakaiannya. "Oke...oke...jangan kau teruskan tindakanmu! Kau berjanji mau melaksanakan semua perintahku? Kau tak akan ingkar?" kata Pringgo meyakinkan apa yang diucapkan Wuryani.

Wuryani pun mengangguk dan menjawab dengan jelas," Aku akan menuruti semua keinginanmu  mas."

Setelah Wuryani  duduk dan tenang kembali, Pringgo pun lalu berkata,"Kau sudah berjanji  akan memenuhi semua keinginanku bukan? Nah, mulai sekarang aku ingin kau belajar yang lebih rajin dan semester depan kau mengikuti ujian lagi. Sekarang kau keluar dari ruangan ini!

Selesai berkata, Pringgo lalu berjalan cepat menuju ke pintu dan mempersilakahkan Wuryani keluar.Dengan langkah gontai, akhirnya Wuryani pun keluar dari ruang kerja Pringgo.

Setelah Wuryani pergi, Pringgo kemudian menutup pintu dan berjalan ke arah kursi sofa. Sambil merebahkan tubuhnya  di kursi sofa, dengan telapak tangan ditutupkan di wajahnya, Pringgo pun lalu menghela nafas dan berguman," Ya Tuhannn...mengapa tak kau biarkan hambamu ini khilaf barang setengah jam saja...!!!

Tamat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline